Jumat, 04 Januari 2013

Laki laki dan Perempuan (balada sepasang bersaudara)



Hmmmm… tulisan ini ga akan bercerita tetang sifat atau karakteristik laki – laki dan perempuan. Karena saya ga punya kapasitas untuk bercerita tentang hal tersebut. Selain saya ga punya ilmunya, saya juga ga ngerti - ngerti amat sifat laki dan perempuan secara psikologi. Tapi kali ini saya akan bercerita tentang kisah hidup saya dengan adik saya yang berbeda dan kami sepasang, maksudnya adik saya ini laki – laki dan saya perempuan.

Entah kenapa fenomena ini sering sekali terjadi diantara kami sekeluarga. Fenomena berpasangan saya menyebutnya. Fenomena ini terjadi apabila salah satu diantara kami berada jauh dan jarang terlihat. Fenomena yang dilakukan oleh ’pasangannya’, fenomena yang saya pikir ini adalah fenomena alam.

Dulu ketika saya memutuskan untuk ngekos, yang paling menentang adalah adik dan papa saya. Mama saya sih, baik – baik aja. Bukan berarti mama saya ga sayang sama saya, tapi entah mengapa mama saya mengatakan 

’coba tanya papa, kalau papa oke... mama sih oke oke aja’.

Naahhh, papa saya ga serta merta ngijinin. Alasannya sih, kenapa harus ngekos, kan bisa pulang pergi aja, ada Angga yang bisa ngejemput (adik saya namanya Angga). Tapi saya bersikeras untuk tetap ngekos. Aaannnndddd the result is... tiap pekan saya musti harus pulang (selain urusan tarbiyah saya masih di asal, tapi karena papa saya nuntut untuk pulang) dan kalian mesti tau, tiap awal pekan, salah satu dari 2 lelaki tampan di rumah saya ini, dengan baik hati mengantarkan saya ke kampus atau ke kosan. Bahkan kadang saya sering dijemput. Hmmm

Setelah fenomena ngekos, fenomena yang sering terjadi adalah : saya ditelponin sama 2 lelaki tampan di rumah saya ini kalau lagi daurah. Padahal yah, saya udah deklarasi kalau saya akan menginap, tetep aja ditelpon. Ditanyain dimana, sama siapa, udah makan atau belum. Hmmmm

Dan lagi – lagi, mama saya tidak melakukan itu.

Fenomena berikutnya adalah, saya pergi kemana mana, dua lelaki tampan di rumah saya ini dengan sigap mengantar saya. Bahkan ya, sebenernya saya ga bisa naik motor bukan karena saya ga pernah belajar, saya pernah belajar kemudian jatuh dan diketahui adik saya dan serta merta adik saya melarang dengan keras

’ga usah belajar naik motor lagi, kalau lu mau kemana – mana, ntar gue anterin’

Weww haroki sekali adik saya ini =)

Daaannn... di usia saya yang sudah berkepala 2 ini, papa saya masih sering mengatar saya ke kampus dengan naik motor.

Beda kisah dengan adik saya...

Sebagai anak lelaki satu satunya di rumah, entah kenapa kalau adik saya menghilang yang paling panik itu mama saya. Kadang saya juga ikutan sih, tapi saya lebih sering nyantai aja dan menganggap adik saya udah dewasa jadi baik – baik aja. Walaupun kadang juga jadi ikutan panik, gara – gara liat mama mondar mandir ga jelas. Pernah adik saya pergi ke Jogja naik motor berdua dengan temannya, sampai 24 jam sejak pertama kali ia mengatakan berangkat dari jogja belum juga dia sampai di rumah. Ditelpon Hpnya mati, di BBM kakaknya ga pakai BB, jadi bingung... dan mama saya setengah stress di rumah, dampaknya ga masaklah mama saya... gara – gara mikirin keberadaan anak bujangnya yang satu itu. Padahal papa saya biasa aja, bahkan menganggap biarlah anak laki – laki ini. tapi mamaaa... bener – bener... ckckck
Dan begitu adik saya pulang, mama dengan gegap gempitanya masak, heeuuuu

Begitu pun kalau adik saya belum pulang sampai malam. Ga berhenti – berhentilah mama saya nelponin itu anak bujang yang satu itu. Kalau dibilang Hpnya mati, entah kenapa mama jadi ngambek, laahhh... suka membingungkan –”


Saya jadi menarik kesimpulan, tentang fatherhood dan motherhood. Dua kata yang benar – benar menggambarkan kami berdua, saya dengan fatherhoodnya dan adik saya dengan motherhoodnya.

Anak laki – laki lebih dekat dengan mama, dan biasa disebut motherhood. Kalau bahasa asingnya motherhood diistilahkan dengan keibuan, tetapi saya memaknai kata motherhood ini sebagai aksi – reaksi terhadap sesuatu yang membuat seseorang menjadi lebih dekat dengan kata asalnya, mother. Begitupun dengan fatherhood. Bukan berarti kebapakkan. 
Tapi hubungan aksi reaksi antara seseorang dengan papanya yang begitu dekat.
 
Seperti sisterhood atau brotherhood. Yang memaknainya sebagai makna kedekatan =)

5 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar