Day 6_ThinkCreative

Hari keenam

Haa… tumben banget saya bisa ‘agak’ stabil nulis selama 6 hari. Salah satu faktornya adalah, saya juga lagi ikutan matriks kordi batch 5. Jadilah, aktifitas onlinenya agak lebih beres dikit.

Saya skip hari Rau kemarin, karena saya ga stimulasi Zaid dan agak ruwet pikiran. Hari ini aja yah, saya ceritanya. Hari ini stimulasi kreatifitas yang saya lakukan adalaaaahhh… membiarkan dia untuk bermain dan merasakan tetesan hujan.

Malam sebelumnya, Zaid nangis. Tantrum dari jam 23 – 24. 1 jam. Sebenarnya itu juga karena bisa jadi, dia kangen sama bapaknya. Eeeh, bapaknya malah pulang kerja jam 10an malam. Saya juga bete hari Rabu itu. Jadi aja, seharian saya kesel dan jengkel sama Zaid juga kena sasaran deh.

Hari ini saya bayar hutang. Walaupuuuun, drama nangis masih ada.

Di hari sebelumnya Zaid ngajak main ke TK. Main lah hari ini dengan bahagia. Walaupun wajah penuh dengan bekas buah naga dan cuma pake kaos dalem, yaudah lah ya. Dia tetap main.

Hari udah menduuung banget, diajak pulang ga mau. Akhirnya saya tinggal aja, terus dia ngejar. Hee

Pulangnya abis mandi… dia mau saya pakein minyak telon, dia lihat botol minyak kayu putih. You know, what’s he do ? Nyanyi. Haa

Dia jadiinlah itu minyak kayu putih mic dan dia nyanyi. Huehehe..

#Tantangan10Hari

#Level9

#KuliahBunsayIIP

#ThinkCreative

Day 5_ThinkCreative

Hari Selasa ini Zaid dapat tamu lagi. Maa Syaa Allah.

Teman ibuk pas masih ngantor. Anaknya seusia Zaid beda 5 bulan dah. Pagi ini sebelum menerima tamu, Zaid imunisasi dulu di Posyandu. Posyandu di sini asik, jadwalnya jelas. Hahaa… setiap bulan di tanggal 27. Asik kan

Tapdi dia diimunisasi DPT yang kedua. Harusnya emang udah dari awal bulan ini, tapi karena kami pindahan, Alhamdulillah Posyandunya lagi ada imunisasi, ikutan deh. Mayan kaaan, berkurang 275.000 :D

Sorenya pas mereka datang, Zaid main ke TK dekat rumah. Ya Allah yaa, Zaid betapa membuat ibuk deg degan… dia naik – naik ke atas tangga tanggaan.

Ibuk udah ga bisa berfikir kreatif tuh, panic dan bingung. Which is, ibuk takut ketinggian.

Akhirnya dibawa pulang ke rumah, di rumah mereka maenan aja berduaan. Maen petak umpet, maen bola ngeberantakin rumah. Wkwkwk… That’s better lah, daripada naik naik mengerikan.

Sebenarnya.. saya ga masalah kalau Zaid harus ‘menantang’ dirinya naik tangga atau naik pagar. Hanya saja, kadang saya ga bisa menemani, entah karena memang saya yang ga bisa atau keadaan yang membuat ga bisa.

Mau negelarang, ga bisa. Saya ga bisa larang Zaid. Khawatirnya, ketika melarang saya berteriak, dan itu yang saya hindari.

Mudah – mudahan aja, kelak Zaid bisa mengerti dan yaa… permainan ‘menantang’ dimainkan bersama ayahnya saja

#Tantangan10Hari

#Level9

#KuliahBunsayIIP

#ThinkCreative

Day 4_ThinkCreative

Senin kemarin, 26 Maret 2018, adalah hari keempat kami melakukan tantangan kreatifitas. Haa… apakah saya sudah menunjukkan kekreatifitasan saya ? :D

Jelas, belum :D

Kemarin, Zaid lebih banyak di rumah dan istirahat. Saya juga sih. Karena siangnya dapat kabar kalau ada temen yang mau main ke rumah, jadilah saya dan Zaid dari abis ashar sampai menjelang maghrib, persiapan menyambut tamu.

Siang itu saya bikin piscok (yang lagi – lagi, saya lupak untuk memfoto) . Sebenarnya emang mau bikin piscok buat sendiri, tapi karena ada tamu, berarti yaa piscoknya dibagi dua dengan tamu.

Ga ada yang memacu kreatifitas sih, biasa aja. Zaid membantu saya bikin piscok, sambil lari – lari dan minta gendong sana sini. Hee

Tapi lumayan lah, semakin kesini, nak bujang ibuk makin ngerti bisa bantu ibuk ngerjain kerjaan rumah :D

#Tantangan10Hari

#Level9

#KuliahBunsayIIP

#ThinkCreative

Day 3_ThinkCreative

Rapel nih rapel… hahaa

Alhamdulillah Allah masih kasih nikmat inget – inget. Udah mah, objeknya suka gak mau dipoto (saya dan Zaid) kalau mau ngetik nunggu Zaid bobok dulu, terus kadang sukak lupak. Haa. Akhirnya saya suka menyiasatinya dengan membuat catatan kecil, mencatat apa yang terjadi hari ini. Jadi ketika mau nulis PR, yaa minimal punya keywords lah.

Sejak kami pindahan, ruang bermain Zaid jadi lebih luas dan banyak. Jadinya dia lebih bahagia. Alhamdulillah, Maa Syaa Allah

Sekarang lebih suka dorong – dorong keranjang baju atau ember. Malahan sekarang dia suka naik bangku kecil terus ama dia diseret seret kaya main mobil – mobilan. Yaa Allah naak, mau beli mobilan yak… doain ayah ada rejeki lebih yaa, bisa beli mobilan. Sementara naik sapi – sapian di punggung ayah atau pesawat di kaki ibuk aja yak :D

#Tantangan10Hari

#Level9

#KuliahBunsayIIP

#ThinkCreative

Day 2_ThinkCreative

Sabtu, 24 Maret 2018 . Hari iniiii… jadwal super sibuk. Hahaa

Pagi – pagi ayah Zaid udah menjemur, terus hujan deras, kalang kabut lah untuk angkat jemuran. Wkwkwk

Hari ini, saya ikut kajian tentang fiqh puasa. Saya ajak Zaid, karena ayahnya mau nonton di rumah. Jadilah Zaid ikut saya kajian. Saya sampaikan padanya kalau kita mau ikut kajian dan tolong tenang.

Alhamdulillah pas kajian ada yang bawa anak kecil. Beliau orang Condet jugaa… dulunya kerja di lembaga yang sama jugaaak. Hahaa. Anak yang dibawa sudah anak ketiga, dahsyat bukaaan. Huehehe

Zaid senang banget main sama anak kecil itu, di bagian belakang aula ada pembatas kelas yang biasa digunakan untuk belajar. Mereka mainan petak umpet dong (sayang banget saya ga bawa HP selama kajian, jadinya ga bisa difoto – foto dah).

Sejauh ini, Zaid bisa memanfaatkan apa – apa di sekitarnya untuk mainan. Sayangnya saya masih belum bisa ngikutin apa yang dia lakukan. Biasanya kalau dia asik sendiri, saya diemin aja, saya liatin kalau dia ngeuh, I will Say ‘Good job, itu keren Zaid. Maa Sya Allah’

#Tantangan10Hari

#Level9

#KuliahBunsayIIP

#ThinkCreative

Day 1_ThinkCreative

Bismillahirrahmaanirrahiim ….

Hari ini mulai lagi tantangan ke sembilan, kulian Bunda Sayang IIP. Seperti yang saya ceritakan di aliran rasa, tantangan bulan ini adalah tantangan Kreatifitas. Haa

Bismillah terus nih saya. Pertama supaya saya bisa mengaplikasikan ilmu dalam praktik, dan tulisan saya ga absurd kaya sebelumnya :D

Oke, lanjut yaa

Tantangan ini saya mulai tanggal 23 Maret kemarin. Seperti biasa, karena saya dan Zaid hanya berdua di rumah, so, everything is us. Zaid itu paling sukak maen aer. Kayanya sih, semua anak sukak yaa… tapi agak susah kalau diminta untuk mandi *tepok jidat deh

Kami baru aja pindahan, salah satu tantangan yang sering kami hadapi adalah ‘break the water machine’ . gampangnya, jika kami tidak menyalakan air selama 3 jam saja, maka mesin air akan istirahat dan dimasuki banyak angin. Jadinya airnya susah naik. Sehingga kami harus mancing air dulu :D

Kemarin saat saya menyiapkan air untuk mincing di baskom, Zaid menggoyangkan baskom dan mengobok – obok baskom. Basah dong yaa…

Saya udah bilang, ‘jangan nak… sebentar, ini ibu mau ngisi air…’. Masiiih aja dia main air. 

Akhirnya pasca saya ngisi air, dia saya kasih baskom dengan mainan yang bisa mengambang dan saya ajarkan dia untuk memancing. Tapiiii, sama dia malah jadi masak – masakan . K

Anak anak yaa :*

#Tantangan10hari

#Level9

#KuliahBunsayIIP

#ThinkCreative

KREATIF - ALIRAN RASA MASUK KELAS

Materi kesembilan kuliah IIP kali ini, tentang kreatif. Hee

Saya rada ketar ketir sebenarnya. Hahaa… karena saya bukan orang yang terlalu kreatif. Terutama dalam hal bebikinan mainan untuk anak – anak. Tapi kalau untuk menyelesaikan masalah, kata suami, saya itu aneh. Suka aneh idenya, tapi bener.

So, i don’t know… that I’m creative or not.

Yang pasti selama ini saya lebih banyak ‘bekerja’ dengan otak kiri. Yaaa, sekreatif kreatifnya orang dengan otak kiri, gunung tetap warna biru dan langit tetap putih (ga pernah warna senja) . :D

Nah diskusi kemarin soal kreatif, sebenarnya memberikan saya ide dan kenyataan. Bahwa, sungguh berfikir kreatif itu penting terutama untuk anak – anak. Karena bisa jadi tantangan ke depan sangat mengerikan. Tetoottt…

Yekan… mengerikan buuk

Nah ini, tantangan juga buat saya. Gimana caranya biar kreatif ?

Sejauh ini sih, kalau liat Zaid, yaa gitu deh. Mungkin karena keseringan main sama saya, saya normal – normal aja, patuh terhadap aturan kalau bikin sesuatu harus ada manual booknya, jadilah Zaid juga tipe yang rapih. :D

Sebenarnya tujuan saya membuat Zaid ‘mematuhi’ aturan adalah agar dia juga rapi serta bisa membantu saya dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Minimal saya ga perlu teriak – teriak kalau Zaid numpahin air, dia bisa bantu saya menyalakan kran saat dibutuhkan. Dia tau benda – benda sekitar, dia bisa menggunakan dan bisa merapikan kembali serta ga ngerepotin orang. Itu prinsip saya.

Kreatifitas… Kadang suka iri gitu ya, liat ibu-ibu masa kini di instagram bisa bebikinan dari kardus atau benda – benda tak terpakai lainnya di rumah. Buat saya, untuk usia Zaid yang masih senang eksplorasi, dia akan sering bosenan. Dan kalau udah bosenan, ditinggal dong. Iya kalau bisa dirapikan lagi, kalau ngga ? kan jadi sampah. Nah, jadi kaya buat saya bebikinan DIY DIY gitu, nanti aja lah, kalau Zaid udah bisa diajak kompromi dan bisa berbicara dengan lancar.

Kreatifitas…

Kadang juga suka mikir, kenapa yah saya normal normal aja. Satu sisi saya bersyukur, karena bisa jadi hidup saya akan lebih tenang, satu sisi sedih juga kalau ga kreatif, ga indah hidup ini, seperti sebatas hitam dan putih aja, ga ada warna warninya, wkwkwk

Sebenarnya saya jarang / bahkan ga pernah melarang Zaid melakukan apapun. Selama itu aman, dibawah pengawasan saya dan ga ngerepotin nantinya. Kadang ada orang yang khawatir kalau Zaid melakukan sesuatu, dan tetiba teriak…’Awas’ . abis itu orangnya pasti akan saya pelototin ‘ngapain sih, orang ga kenapa kenapa juga’ .

Yang kaya gitu gitu tuh, suka bikin kesal. Orang mah anaknya juga ga kenapa kenapa, dia juga aman, kenapa musti heboh lah…

Jadi memang, salah satu hambatan berfikir kreatif adalah jika kita terlalu sering mendengar komentar orang.

Pengalaman saya dan seinget saya, salah satu yang membuat saya ‘ga kreatif’ adalah tuntutan akademis. Sejak dulu, jaman saya sekolah sampai SMP… SMA udah agak longgar, orang tua dan orang – orang sekitar saya meminta saya untuk mengedepankan sisi akademik. Jadi hal – hal yang sifatnya seni / kreatifitas ga terlalu ‘mudeng’ buat saya. Haa… sedih kali kalau ingat masa masa itu :D

Jadi, solusi dari kurang kreatifitas buat saya adalaah… cuekin aja apa kata orang. Tapiiii… kita emang harus belajar dulu, memahami tentang sesuatu. Setelah itu, silakan jalan. Selama ga melanggar aturan Allah dan aturan manusia, kenapa musti takut. ;)