Hearing BEM SI – Direksi PLN
Senin, 10 Desember,aliansi BEM Seluruh Indonesia
melakukan audiensi dan diskusi dengan direksi PLN. Hal ini bertujuan untuk
menyampaikan keberatan aliansi BEM SI terhadap kenaikan Tarif Dasar Listrik
(TDL) per 1 Januari 2013 nanti. Diskusi ini dihadiri oleh jajaran direksi PLN
termasuk Nur Pamudji selaku Direktur Utama PLN dan perwakilan BEM SI yang
berjumlah kurang lebih 15 orang dari 8 Perguruan Tinggi di Jakarta dan
Surabaya. Acara dimulai pukul 21.00 WIB dan berlangsung.
Diawali dengan pemaparan yang disampaikan oleh perwakilan
BEM SI, yang diwakili oleh mahasiswa ITS, Bara Yohantomo. Menurut pemaparannya kenaikan
TDL per 1 Januari 2013 ini akan membuat pemerintah menghemat anggaran sebesar
14,89 Triliun. Uang ini akan disubsidikan untuk pembangunan infrastruktur.
Selain itu kenaikan TDL nanti, dimaksudkan untuk menutup kerugian PLN di tahun
2009 dan 2010. Kerugian ini dikarenakan gagalnya PLN menggunakan gas sebagai
pembangkit listrik karena masalah birokrasi oleh BP Migas dan tidak tepatnya
janji kontraktor.
Pemerintah menilai, dengan menaikan TDL di Indonesia,
pemerintah akan menghemat anggaran, yang nantinya untuk menutup kerugian yang
pernah diderita PLN. Namun, pihak PLN mengatakan bahwa sebenarnya PLN tidak
merugi. Namun, mengalami pemborosan dalam penggunaan gas. Hal ni disebabkan,
infastruktur yang digunakan untuk mengelola gas di Indonesia masih belum baik.
Kurang dukungan pemerintah merupakan salah satu permasalahan. Padahal dengan
menggunakan gas, cost yang digunakan
akan lebih murah dan bersih. Sayangnya
pemerintah kita belum ”bersedia mendukung” kebijakan penggunaan gas sebagai
pembangkit listrik ini. Pemerintah lebih memilih menjual pasokan gas yang ada
di Indonesia ke asing, ketimbang untuk memasok kebutuhan gas dalam negeri.
Keputusan untuk menaikkan TDL nanti, dinilai terlalu terburu
– buru. Pasokan listrik yang masih defisit, infrastruktur yang masih ’manual’ membuat kebijakan menaikkan TDL
tersebut terkesan dibuat – dibuat dan hanya mencari keuntungan semata. Pemerintah
dinilai hanya memperhatikkan aspek profit,
tanpa memperhatikkan aspek kemajun teknologi.
Sudah saatnya energi dan sumber daya alam negeri ini
dikelola oleh tangan – tangan putra bangsa. Ketimbang dijual kepada pihak asing.
( FR /
MSH / Last Ed : Res)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar