Fenomena Post Power Syndrome atau biasa disebut dengan
PPS yang biasa dialami oleh para aktivis yang sudah bertahun – tahun menghuni
chart struktur organisasi tentu membuat segelintir orang bertanya – tanya. Apa
sih PPS itu ???
***
Baiklah, aku akan mencoba menjabarkan (versi diriku)
tentang apa itu PPS. PPS adalah fenomena yang dirasakan oleh segelintir orang
yang gaya hidupnya sangat cepat. Fenomena ini biasanya menyerang para aktivis
yang biasa atau sangat biasa bergerak dalam dunia pergerakan atau dunia
organisasi. Hal ini biasanya menyerang orang – orang yang tadinya menjabat atau
beramanah di tataran tertentu lalu dalam tempo yang singkat dai mau tidak mau,
suka atau tidak suka harus digantikan, karena, memang waktunya sudah habis.
Tidak ada yang salah dengan fenomena ini, karena aku
yakin semua orang yang dunianya sudah berorganisasi pasti pernah merasakannya.
Mulai dari –merasa- ga punya kerjaan, merasa tidak dianggap, merasa sendiri
karena mungkin kawan-kawannya masih berada di tempat yang sama atau lainnya.
Namun, yang perlu dicermati adalah dampak jangka panjang ketika kita sedang
berada pada masa PPS itu dan berusaha secepat kilat keluar dari masa tersebut.
Orang yang kena PPS bisanya lebih sering menyendiri,
jalan – jalan ga jelas, ngobrol ngalor ngidul atau bahkan ikut – ikutan ngatur
di ranah yang pernah ditinggalkannya.
Itu
tidak salah menurutku. Dan itu baik... karena ia masih peduli dengan ranah yang
pernah ”membesarkan” namanya. Namun,
apabila ketika ia terserang PPS lalu yang terjadi adalah kita meninggalkan
segalanya dan menganggap kalau kita tidak lagi penting.
HUH ..... KE LAUT AJA DEEHHHHH
***
Kalau ada orang yang ga bisa dihubungi karena HP.nya
bermasalah aku selalu memarahinya dan mengungkapkan ” Antum itu orang penting,
jangan suka matiin HP semena – mena deeehhhh”
Namun, saat ini sering kali aku mendapati, kalu ga
beramanah atau tak punya jabatan berarti ga penting. Hmmm
Sungguh kawan. Aku juga pernah merasakan hal tersebut. Bahkan,
aku langsung membenci orang – orang yang beramanah tersebut. ASTAGHFIRULLOH...
Namun, lama-lama aku merasakan dan akhirnya jadi sadar. ”Ngapain juga gue mikirin hal macam ini, ga
penting juga kali, emang kalau gue ga beramanah, lantas kesempatan gue untuk beramal
akan hilang. Ya ngga laaahhhh...”
Naah itu lah yang mau coba kubahasakan disini. Aku
merasa bahwa, pun ketika aku menjadi rakyat atau tidak memiliki amanah secara
struktur, aku mendapatkan kebebasan yang mungkin tak akan kumiliki kalau akau
menjadi pejabat. Tak bisa menjadi
pendengar yang baik, tak bisa mengkritk ga bisa marah – marahin atasan seenak –
enaknya… haha
Aku memikirkan kalau aku menjadi pejabat, bisa ga ya aku
seperti itu ???
Bisa saja sebenarny dengan tidak masukny kita menjadi
pejabat, maka kesemptan kita untuk marasakan apa yang dirasakan oleh rakyat
dapat juga kita rasakan. Bisa saja kita akan menjadi lebih peka terhadap
rakyat, bisa saja kita menjadi penyambung lidah dan aspirasi para rakyat... Who knows.. ???
That we can do it !
That we can get that opportunity...
Tinggal kita nya apakah kita mau memanfaatkan momentum
itu atau tidak… !
Hmmm.. iya sahabat, tanpa atau dengan adanya kita di
jalan ini, jalan ini akan tetap berjalan.
Sekali lagi.. tinggal kita mau atau ngga mengikutinya. Atau,
tinggal kita sendiri... mau jadi penonton atau pemain. Apapu amanah kita...
percayalah kita pasti bisa dan kita pasti bermanfaat !
Sawangan,
4 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar