Sabtu, 11 Februari 2017

Sekitar Kami #NHW3

Dan kita sampai ke PR ke 3.
PR ketiga ini anaknya buanyak, ada empat cyiiin. Huaaa
Dan semuanya tentang merenung, memikirkan 5W 1 H diri kita dan menyadari tentangNya.

Ini tentang diriku.
Respati Oktaviani, Jakarta 24 Oktober 1991, anak pertama dari 2 bersaudara.
Koleris Sanguinis, Keras Kepala dan Cuek.
Daaan Allah karuniakan saya laki – laki yang 180 derajat kebalikan dari saya.

Saya adalah perempuan yang terbiasa melakukan apa – apa sendiri. Pergi kemana – mana sendiri dan melakukan aktifitas sendiri. Sebenarnya ketika SD sampai SMP saya masih suka berkoloni, tapi ketika SMA, SMA saya pindah ke lokasi yang saya asing disana, jadinya saya lebih sering menyendiri. Walau akhirnya di SMA tersebut saya punya geng yang satu pemikiran, jadinya berkoloninya dengan mereka.
Saya tipe orang suka mengamati dan menganalisis. Fast reader dan Fast Speaker  :D
Kalau ada apa – apa pasti saya amati terus dilaporkan ke pak suami, kalau sama suami kadang suka dibalikin ’gapapa bu, biasa aja’ .

Sejak sebelum menikah, Mama saya sering mengulang – ulang pernyataan ’kalau abus nikah jangan tinggal disini lagi ya, tinggal yang jauh, belajar sendiri’
Saya sih seneng- seneng aja disuruh pindah, hahaa
Tapi kan mama saya yang suka kangen ama cucu, jadinya tetep aja suka nanya – nanya. 

Daaan itu lah yang saya lakukan pascanikah.
Saat proses menuju pernikahan, saya sampaikan ke (calon) suami saya kala itu, kita harus cari rumah / kontrakan pisah rumah. Dan alhamdulillah (calon) suami waktu itu sepakat, jadi aja kami tinggal di kontrakan yang dekat dengan tempat kerja. Saya dan (calon) suami kala itu satu kantor, jadinya lebih mudah dan dekat.
Banyak banget yang saya syukuri ketika Allah karuniakan laki – laki yang berbeda  karakter dengan saya. Itu bisa membuat saya menjadi lebih sabar. Ya ujian sabar yang ga akan habis.
Allah memberikan amanah ga akan salah alamat. Ketika Allah pasangankan saya dengan laki – laki ini, adalah agar saya :
1.    Lebih sabar
2.    Menghargai setiap orang

Saat ini kami tinggal di daerah Condet. Lokasi yang kami pilih karena dekat dengan tempat kerja kami.
Satu tahun lebih kami tinggal di daerah ini. Dan dengan tetangga yang hampir setiap tahun berganti

Beberapa kali kami interaksi dengan tetangga yang ada di sekitar kami. Yang paling kami perhatikan adalah cara para orang tua tersebut mendidik anak – anaknya.
Hal tersebut kami pikir, bisa kami jadikan ‘lahan dakwah’ untuk pra tetangga. Karena beberapa diantara tetangga ada yang masih konvensional mendidik anak. Dengan teriak, dengan membentak daaaan dengan ancaman.
Makanya, hampir 2 tahun kami tinggal disini, sepertinya Allah belum kasih ijin kami pindah. Hee
Selalu aja ga jadi pindah :D

Walau ibu – ibu disini masih mendidik anak – anaknya dengan cara ’tradisional’ beberapa diantara mereka ada yang mau terbuka pikirannya. Jadi mudah untuk ’dicuci otak’nya. Selain masalah mendidik anak, masalah kesehatan juga masih terlihat. Beberapa orang tua di sekitar sini, enggan melakukan imunisasi dan ke dokter, kalaupun ke posyandu hanya saat bagi vitamin gratis aja. Jadi kalau anaknya sakit, mereka memilih membeli obat warung dan diberikan ke anaknya... duh duh duh ...
Ini juga menjadi lahan dakwah kami. Karena kami berdua bekerja di NGO dan sering mengadakan pelayanan kesehatan, maka ada saja ilmu – ilmu kesehatan yang menempel dan itu bisa disosialisasikan ke para orang tua sekitar.

1 hal yang masih mengganjal di hati. Ingin rasanya buka TPA dan ngajar ngaji. Atau minimal terlibat aktif di Majelis Taklim ibu – ibu disini, agar dakwah parenting lebih masif.


Demikian... dan Doakan J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar