Rabu, 28 November 2012

Ciputatku dalam 4 tahun Tangerang Selatan...



Ini bukan kajian ilmiah apalagi kajian berdasarkan studi – studi pustaka yang membuatnya cukup membutuhkan waktu yang agak lama. Ini adalah tulisan pyurrr… asli curhatan mahasiswi asli Ciputat. Jadi mungkin nanti bahasanya juga agak – agak santai yaaa =) dan agak random dan agak gak jelas =D
****
Saya baru menyadari bahwa kabupaten tempat saya tinggal ini baru saja merayakan ulang tahun yang keempat. SERIUS ??? UDAH EMPAT TAHUN ???
Umur yang masih unyu – unyunya... Umur dimana kalau seorang anak sudah muli menginjak waktu menuju fase pendidikan pertama. Taman kanak – kanak. Tapi buat saya, angka 4 tahun bagi sebuah kabupaten, sekelas Tangerang Selatan harusnya suda bisa memiliki tata kelola yang baik.
Sejak memutuskan untuk menjadi kabupaten sendiri, yang sebelumnya bersatu dengan Tangerang, Tangsel memang mengalami banyak perubahan. Tapi yang paling terasa perubahannya adalah perubaha dalam segi tata wilayah kota, Ciputat pada khususnya.
Sempat terdengar kabar, bahwa Ciputat akan dijadikan pusat administrasi bagi Banten. Karena letaknya yng cukup dekat dengan ibukota Negara dan telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Taukah kau perbedaan tentang Ciputat dari masa ke masa ???
Saya termasuk orang yang sudah cukup lama tinggal di Ciputat, hampir 22 tahun gaaannnn... Dan selama itu pu saya mengamati perubahan yang terjadi di tempat saya tinggal ini. Kedua orang tua saya memang bukan asli orang Ciputat dan bukan juga orang Jakarta. Namun kami sekeluarga telah tingga di Ciputat sejak awal 90an...
Secara geografis Ciputat memenag tidak banyak berubah, dia tetap berada di antara Pamulang dan Pondk Pinang. Namun, secara fungsi, Demografi, Tata wilayah kota, dan bangunan fisik jelas banyak berubah. Ciputat yang dulunya dianggap sebelah mata oleh orang – orang karena letaknya –yang dianggap- jauh dan –dianggap- mengerikn, karena masiih sepiiiiiiiii, perlahan mulai menjelma menjadi wilayah yang memiliki kemajuan sangat pesat. Pasar Ciputat yng dulu dianggap sebagai biang kemacetan (sekarang juga sih) mulai ditata pengelolaannya, dibangunlah itu ditengah jalan raya Ciputat, sebuah Flyover yang membentang di atas Jalan Raya.
Namun, saya cukup miris. Kemajuan perkembangn wilayah Ciputat tidak diimbangi dengan kemajuan terhadap pengelolaan lingkungannya. Ciputat sejak dulu hingga sekarang menjadi langganan banjir. Memang sih, banjirnya tidak sampai menggenangi rumah penduduk, tapi jalan raya lah yang menjadi tempat transit air saat hujan.
Jalan raya Ciputat yaaaaa.... Kalau hujan luar biasa sodara sodara... Buanjiiirrr
Masya Alloh, itu akan merusak mesin mobil dan motor.
Entah apa yang menyebabkan urusan banjir di Ciputat ini tidak pernah selesai. Padahal Situ Gintung telah mengalami peremajaan besar – besaran pascajebol tiga tahun lalu. Namun, mengapa banjir di Ciputat tak kujung selesai jugaa...
Apakah karena banyaknya Real Estate di kawasan ini, mendukung tumpahnya air ke jalan raya ?
Aku rasa tidak juga. Kesadaran masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan dan menjadikan selokan juga menjadi tantangan tersendiri untuk mencegah meluonya air. Belmlagi banyaknya orang yang menjadikan bantaran kali sebagi tempat tinggal. Itu juga menjadi PR untuk pemerintah Kota Tangsel untuk membuatkan rumah yang baik dan murah untuk warga Tangsel.

Ciputat kalau hujan banjir, kalau hujan panas banget !
Sekitar 5-8 tahun yang lalu, jujur kondisi cuaca di Ciputat tak sepanas saat ini. Kami masih bisa mendengarkan kicau burung saat pagi dan masih bisa merasakan dinginny udara saat pagi. Bahkan embun pun masih ada. Sekarang ??? Mana lah ada...
Yang ada mulai desingan mesin berkaki 4 dan berkaki 2. Sedih memang, terlalu banyak pohon dan ’hutan’ yang terkorbankan demi kepuasan pihak developer di negeri ini.
Tanah lapangan pun tak sebanyak dulu. Lebaran tahun ini kami bisa melihat tanah lapangan dan bisa menggunakannya untuk Sholat Idul Fithri, entah lah, tahun depan akan ada lagi atau tidak..
****
Intinya, pada dasarnya saya menginginkan Ciputat ini tertata dengan baik. Memang kita harus berubah dan berubah itu butuh proses, butuh ’pengorbanan’. Namun, jagalah agar proses berubah itu memiliki dampak yang baik dan signifikan dan terus konsisten.


Ciputat, 28 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar