Jumat, 24 Februari 2017

Belajar Gimana Belajar #NHW5

Kita udah sampai ke PR kelima. Hohoo
Secara de Jure, kami telah melewati setengah dari 9 materi dan PR yang direncanakan dalam program matrikulasi ini. Kalau secara de Factooo... Hahaa,biarkan Tuhan saja yang menilai dan para mentor yang memberi nilai :D

Naaah, PR kelima kami ini adalah tentang Belajar Caranya Belajar.
Tiap PR selalu ada kejutaaann... jeng jeng jeng. Yang bikin tiap PR ini berbeda adalah, PR ini harus kudu saling terkait dan terintegrasi (kaya Busway)
Lo akan ketahuan diuji tingkat kesetiaan dan kekonsistennya, TIAP PEKAN !!!
Heheheheee... *ketawa sinis, ngetawain diri sendiri
Wkwkwk


Balik ke PR yang dikasih. Karena kita disuruh, mempelajari cara kita belajar, jadi yang pertama kali kepikiran oleh saya adalah cara belajar saya. Belajar apa, gimana belajar dan buat apa belajar, untuk siapa dan mengapa. Setelah dicari – cari, belajar cara belajar ini sepertinya harus ilmiah.
Sebenarnya kalau dipikir bahasa yang mudah itu, seperti membuat 5W 1H dalam belajar, tetapi ini jadi agak spesifik gitu.
Kita mulai yaa...



WHAT
Mau belajar apa ?
Karena sejak awal saya udah berencana akan mempelajari tentang kuliner, maka kompetisi yang ingin saya perdalam adalah tentang kuliner.
Sepertinya akan ditambah :D
Pengasuhan anak dan kesehatan, kemandirian finansial (bisnis), mempelajari teknik mengajar dan membuat kurikulum pengajaran parenting sederhana

Kenapa ?
Saya ingin memastikan apa yang dimakan oleh kami sekeluarga adalah sesuatu yang baik dan bergizi. Yang nantinya akan tercermin dalam kondisi kehidupan.
Pengasuhan anak dan kesehatan : masalah yang sering kami hadapi terutama dengan tetangga adalah tentang pengasuhan anak dan kesehatan
Bisnis : di titik tertentu saya dan suami memiliki niat dan keinginan agar memiliki usaha. Hal ini agar kami lebih mudah melakukan hal lain, piknik misalnya. Jadi tidak terganggu dengan jadwal kantor
Mengajar dan membuat kurikulum : karena targetnya saya bisa membagi ilmu yang telah dipelajari terlebih dahulu kepada sekitar.

Dimana
Dimana mana. Saya lebih suka belajar langsung dengan pengalaman. Jadi tidak terlalu suka untuk ikut kursus - kursus. Lebih memilih balajar di rumah dengan banyak buku resep dan sumber yang bisa diunduh kapanpun. Selain itu belajar langsung dari teman – teman secara online.

Untuk ilmu bisnis : belajar bisnis di lapangan langsung J

Kapan ?
Kalau di PR sebelumnya saya menargetkan 1 tahun untuk mengetahui semuanya... maka perhitungan 0 KM saya akan dimulai tahun depan. Kenapa ? karena tahun ini saya masih mencari titik muyul saya setelah menjadi Ibu... hee
0 – 5 KM : 1 TAHUN : saya bisa memasak dengan baik. Mengetahui ilmu gizi dasar dan menu resep yang sehat
5 – 10 KM : 4 BULAN : ilmu kesehatan
10 – 15 KM : 2 TAHUN : belajar bisnis
15 – 20 KM : 6 BULAN : belajar membuat kurikulum sekolah

Sehingga target bisa dicapai sebelum usia 30 tahun.

Bagaimana ?
Bagaimana belajarnya ? ya belajar aja... hee,
Intinya dalam mempelajari ini, memang harus konsisten dan komitmen. Selain itu bertemanlah dengan orang yang ahli dalam bidangnya. Follow akun sosial medianya, sesekali sapa dan mulailah untuk berkenalan dan sampaikan kalau saya ingin belajar dengannya.


Demikian ...

PeeR Keempat #NHW4

Assalamualaikum semuaaa, apakabaaar
Gimana pilkada? Nomer tiga menang 1putaran kan.
Ini malah jadi curhat soal pilkada :D
Oke, saya mau lanjut lagi nulis NHW, sekarang udah masuk keempat lhoo.  Keren kan
NHW#4 ini menimbulkan banyak gonjang ganjing di kelas
Banyak yang bingung, termasuk saya. Wkwkwk
Trs, di saat pengerjaan NHW saya mudik, plis dong
Udah bilang ama paksu buat bawa laptop, paksu bilang
'pake laptopnya aja, yg di rumah'
Eeeh pas mau dipake keyboardnya ga bisa -___-
Jadilah ini diketik di word-nya HP

Oke next...
NHW#4 ini anaknya lebih banyak dari NHW#3
Adaaaa 6-7an lah
Dan semuanya tentang 'menginsyafi' PR PR sebelumnya.
Waktu saya minta paksu baca PR, kata paksu 'susah bener PRnya, tp gapapa sih, biar lebihterencana'

Next ya...
PR poin A adalaaahhh... Apakah saya akan tetap dengan cabang ilmu sesuai dengan NHW#1
Dengan melihat kemampuan dan kebutuhan saat ini... Maka IYA
Saya tetap dengan cabang ilmu yang pertama.
Apakah akan ditambah?
Tentu saja. Tapi untuk tahun ini sepertinya masih di tahap iti tersebut.
Pas NHW#1 saya berencana mendalami ilmu ttg kuliner. Segala rupa tentang kuliner
Terutama makanan rumahan dan camilan.

Poin 2 adalah tentang konsistensi terhadap target.
Naaaahhh... Ini yaaang, hee hee hee
Hmhmhm, kalau ditanya konsisten, emang masih harus belajar dan keras sama diri sendiri ya,tapi in syaa Allah sudah beberapa yang bisa konsisten. Soalnya ketika saya bikin target di poin - poin tersebut, sebenarnya beberapa diantaranya adalah 'resolusi' saya tahun ini.
Jadiii,beriringan juga :D

Ketigaaa... Pertanyaan intinya adalah, apakah kita sudah mulai memahami peran kita di muka bumi ini.
Naaahhh... Pertanyaan ini yang banyak kami skak,tetoot.
Wkwkwk, termasuk saya. Trs aku kudu piye :D
Saya sempat kepikiran, janganjangan pas bikin PR PR sebelumnya gue ngasal. Nah kan
Makanya NHW keempat ini, ajang saya untuk introspeksi diri. Hihii

Terkait peran, dulu mah kita dicekoki bahwa 'peran kita di bumi adalah menjadi pemimpin'.
Iya itu benar, pemimpin untuk diri sendiri yang pasti daaan untuk sekitar juga.
Terkait peran, mengacu pada PR sebelumnya, salah satu target saya adalah menjadi tetangga yang baik.
Dengan berbagai kondisi yang saya temui di lapangan, maka saya pikir peran saya adalah menjadi influencer. Apa ya bahasanya...
Intinya saya merasa kalau peran mempengaruhi cukup cocok untuk saya. Saya belum cocok menjadi inspirator sepertinya. Tapi keinginan ke arah sana ada pastinya.
Naah kenapa influencer?
Misi hidup saya : memberikan pengaruh kepada sekitar
Bidang : pendidikan, kesehatan dan agama
Peran : guru (?)

Selanjutnya terkait ilmu yang akan didalami ketika memilih menjadi seorang influencer.
Berhubung poin ilmunya harus berkaitan dengan 4 kriteria bunda, maka saya jabarkan versi kriteria bunda.
a. Bunda sayang : karena yang mau diinfluence adalah tentang pengasuhan anak dan kesehatan, maka kedua ilmu itulah yang didalami dalam poin bunda sayang.
b. Bunda cekatan : di poin bunda cekatan, yang akan didalami adalah poin tentang kehidupan rumah tangga dan menu - menu makanan yang sehat.
c. Bunda produktif : di poin ini, ga kepikiran mau belajar apa dalam waktu dekat. Hee. Karena bab tentang produktif berhubungan kemandirian finansial. Jadi mungkin lebih banyak diskusi untuk bisnis dengan suami dan teman - teman yang punya bisnis.
d. Bunda shalihah : bermanfaat untuk orang lain. mempelajari teknik mengajar dan membuat kurikulum pengajaran parenting sederhana agar nantinya saat memiliki cukup pengetahuan bisa dibagi ke tetangga lainnya.

Timelineeee:
3 bulan pertama mempelajari bunda cekatan
3 bulan berikutnya tentang bunda sayang
3 bulan lagi bunda shalihah
3 bulan lagi bunda produktif


Ituuu target yang ingin coba diraih dalam 1 tahun kedepan. Semoga bisa terencana dan terealisasi sedikit demi sedikit.

Sabtu, 11 Februari 2017

Reaksi #NHW3


salah satu PR nya adalah membuat surat cinta untuk suami dan melaporkan reaksinya. Surat ga saya posting yaa... karenaaaaa... sudahlah

hee
sebenarnya, kalau ditanya apa reaksinya, saya ga bisa menjelaskan juga. Intinya suami saya Cuma bilang :
Yang penting komitmen terhadap impian


SUDAH :D

Sekitar Kami #NHW3

Dan kita sampai ke PR ke 3.
PR ketiga ini anaknya buanyak, ada empat cyiiin. Huaaa
Dan semuanya tentang merenung, memikirkan 5W 1 H diri kita dan menyadari tentangNya.

Ini tentang diriku.
Respati Oktaviani, Jakarta 24 Oktober 1991, anak pertama dari 2 bersaudara.
Koleris Sanguinis, Keras Kepala dan Cuek.
Daaan Allah karuniakan saya laki – laki yang 180 derajat kebalikan dari saya.

Saya adalah perempuan yang terbiasa melakukan apa – apa sendiri. Pergi kemana – mana sendiri dan melakukan aktifitas sendiri. Sebenarnya ketika SD sampai SMP saya masih suka berkoloni, tapi ketika SMA, SMA saya pindah ke lokasi yang saya asing disana, jadinya saya lebih sering menyendiri. Walau akhirnya di SMA tersebut saya punya geng yang satu pemikiran, jadinya berkoloninya dengan mereka.
Saya tipe orang suka mengamati dan menganalisis. Fast reader dan Fast Speaker  :D
Kalau ada apa – apa pasti saya amati terus dilaporkan ke pak suami, kalau sama suami kadang suka dibalikin ’gapapa bu, biasa aja’ .

Sejak sebelum menikah, Mama saya sering mengulang – ulang pernyataan ’kalau abus nikah jangan tinggal disini lagi ya, tinggal yang jauh, belajar sendiri’
Saya sih seneng- seneng aja disuruh pindah, hahaa
Tapi kan mama saya yang suka kangen ama cucu, jadinya tetep aja suka nanya – nanya. 

Daaan itu lah yang saya lakukan pascanikah.
Saat proses menuju pernikahan, saya sampaikan ke (calon) suami saya kala itu, kita harus cari rumah / kontrakan pisah rumah. Dan alhamdulillah (calon) suami waktu itu sepakat, jadi aja kami tinggal di kontrakan yang dekat dengan tempat kerja. Saya dan (calon) suami kala itu satu kantor, jadinya lebih mudah dan dekat.
Banyak banget yang saya syukuri ketika Allah karuniakan laki – laki yang berbeda  karakter dengan saya. Itu bisa membuat saya menjadi lebih sabar. Ya ujian sabar yang ga akan habis.
Allah memberikan amanah ga akan salah alamat. Ketika Allah pasangankan saya dengan laki – laki ini, adalah agar saya :
1.    Lebih sabar
2.    Menghargai setiap orang

Saat ini kami tinggal di daerah Condet. Lokasi yang kami pilih karena dekat dengan tempat kerja kami.
Satu tahun lebih kami tinggal di daerah ini. Dan dengan tetangga yang hampir setiap tahun berganti

Beberapa kali kami interaksi dengan tetangga yang ada di sekitar kami. Yang paling kami perhatikan adalah cara para orang tua tersebut mendidik anak – anaknya.
Hal tersebut kami pikir, bisa kami jadikan ‘lahan dakwah’ untuk pra tetangga. Karena beberapa diantara tetangga ada yang masih konvensional mendidik anak. Dengan teriak, dengan membentak daaaan dengan ancaman.
Makanya, hampir 2 tahun kami tinggal disini, sepertinya Allah belum kasih ijin kami pindah. Hee
Selalu aja ga jadi pindah :D

Walau ibu – ibu disini masih mendidik anak – anaknya dengan cara ’tradisional’ beberapa diantara mereka ada yang mau terbuka pikirannya. Jadi mudah untuk ’dicuci otak’nya. Selain masalah mendidik anak, masalah kesehatan juga masih terlihat. Beberapa orang tua di sekitar sini, enggan melakukan imunisasi dan ke dokter, kalaupun ke posyandu hanya saat bagi vitamin gratis aja. Jadi kalau anaknya sakit, mereka memilih membeli obat warung dan diberikan ke anaknya... duh duh duh ...
Ini juga menjadi lahan dakwah kami. Karena kami berdua bekerja di NGO dan sering mengadakan pelayanan kesehatan, maka ada saja ilmu – ilmu kesehatan yang menempel dan itu bisa disosialisasikan ke para orang tua sekitar.

1 hal yang masih mengganjal di hati. Ingin rasanya buka TPA dan ngajar ngaji. Atau minimal terlibat aktif di Majelis Taklim ibu – ibu disini, agar dakwah parenting lebih masif.


Demikian... dan Doakan J

Letter For Son #NHW3

Dear Zaid,
Zaid, ibu tulis surat ini, ketika usia kamu 6 bulan lebih sedikit. Ceritanya ibu lagi dapat PR untuk menulis tentang potensi dan harapan untuk anak – anak kami, percayalah sekalipun bahasa disini terkesan santai, ini adalah tentangMu dan Harapan kami
****

Bismillah …

Zaid, ibu harus berterima kasih dan bersyukur sama Allah, karena Allah titipkan kamu kepada Ibu.
Perempuan yang masih jauh dari standar perempuan profesional, hee
Masih suka petakilan, pecicilan, nyanyi – nyanyi dan lainnya, yang bisa jadi menurut orang belum cocok jadi ibu.
Tapi, Allah ga akan pernah kasih amanah kalau kita ga sanggup.
Dan Ibu pasti sanggup...

Nak, jauh sebelum Ibu memberikan kamu nama Zaid... Ibu sudah tulis nama  semua anak Ibu. Dan semua anak Ibu, namanya adalah panglima pembela Islam lhoo. That’s why your name is Zaid J
Zaid ibn Haritsah : panglima perang zaman Rasulullah
Zaid ibn Khatthab : kakak Umar ibn Khatthab, orang – orang pertama yang masuk islam
Zaid ibn Tsabit : Penulis Al Quran di masa ’Utsman ibn Affan

Dunia ini semakin ga jelas nak, Islam adalah asing dan dia akan kembali menjadi asing.
JANGAN TAKUT DAN JANGAN SEDIH. BANGGALAH NAK, BANGGA AKAN ISLAMMU ... SUNGGUH !!!

Zaid, kamu adalah anak laki – laki pertama. Abang, kakak, Mas, Aa...
Bertanggung jawablah nak, jadilah laki – laki yang bertanggung jawab. Jadilah laki – laki yang kuat, tegar dan bijaksana. Sesuai nama belakangmu, Yudistira. Kakak para pandawa yang tegas mengayomi adik – adiknya.

Zaid, ibu dan ayah adalah 2 orang yang berbeda, karakter maupun cara belajar. ibu yang ga terlalu suka nonton, lebih suka mebaca, lebih dominan otak kiri, suka ga berperasaan, cuek, dan ga bisa bisa gambar, sedang ayah... hobi sekali nonton, ga terlalu suka membaca, haluus sekali, sabar sangat berperasaan. Hee
Kami berusaha menyeimbangkan diantara keduanya. Kamu tetap suka membaca dan juga suka nonton, bisa gambar, tegas dan berperasaan.

Zaid, apapun cita – citamu nanti, in Syaa Allah... ibu dan ayah akan dukung.
Ayah sih katanya penginnya kamu jadi Pilot
Kalau ibuuuu... maunya kamu jadi dokter. Jadi pejuang kemanusiaan Nak. Bantu orang – orang yang susah, jadilah jalan kebaikan ketika orang ingin berbuat baik.
Hee. Standar yah, tapi ibu pernah dengar di salah satu kampus, ketika ada mahasiswa baru jurusan kedokteran, maka komunitas islam disana meminta anak – anak tersebut menghafal Qur’an. Karena, bahasa kedokteran itu ’asing’ maka harus dibiasakan dengan menghafal yang ’asing’ juga.
Makanya mungkin dengan menjadi dokter kamu bisa menghafal quran.

Oia nak, sebenarnya ibu ga terlalu pengen kamu hafal qur’an kemudian nanti dikonteskan gitu – gitu. Agak gimana gituuu... ibu jauh lebih suka kita menghafal beberapa ayat, paham sampai dalam – dalamnya dan kita bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Itu jauh lebih baik menurut ibu.


Zaid, ibu dan ayah dibesarkan dalam kondisi yang orang tua kami, nenek dan kakekmu, yang tidak kaya. Kami berdua dibesarkan dan disekolahkan dengan penuh perjuangan. Itu yang melandasi kami akhirnya menikah, niat dan tekad berjuang dan mengajarkannya kepada anak – anak kami tentang apa itu berjuang dan hidup adalah tentang berjuang.

Jadilah orang ga mudah menyerah nak, perbanyaklah saudara, jauhi musuh, jadilah anak yang pintar akal dan pintar hati. Mudahkan urusan orang, supaya kelak Allah permudah urusan kita. Jadilah teladan yang baik untuk sekitar.

Zaid, ibu itu suka sekali bernyanyiiii... heee
Walau suara pas pasan gini, tapi bernyanyi itu melegakan dan menyenangkan. Bernyanyilah nak, asal tidak berlebihan. Belajarlah teknik menyanyi dan mengambil nafas, terapkan teknik tersebut untuk mengaji, supaya ketika kau mengaji kau bisa membedakan mana ayat peringatan, mana ayat kabar gembira dan mana ayat pengharapan.

Zaid ...
Mari kita sama sama belajar nak
Mari sama – sama berjuang, nak
Untuk hidup yang lebih kekal ...

Doa yang selalu Ibu sampaikan kepadaNya tentangmu...
Ya Allah, jadikalnlah anak anak kami Pembela AgamaMU, Penegak SyariatMU dan Penjaga KitabMU


Jakarta, Februari 2017


Ibu Zaid

Jumat, 03 Februari 2017

(Re) DEFINISI PROFESIONAL #NHW2


Kita sampai di PR kedua...
Berdasarkan desas desus di grup, PR kedua ini lebih menantang dibanding yang pertama. Soalnyaaaa... PR kedua ini kita diminta untuk bikin standar dan indikator profesional, sebagai individu, istri dan ibu.

Tik tok tik tok tik tok... dan PR ini buat saya memang menantang, huhah
Secara yee... pas dulu kerja, salah satu jobdesc saya adalah bikin standar untuk penilaian program. Lah sekarang disuruh bikin standar untuk diri sendiri K
Daaan, pepatah semut di seberang kelihatan gajah di depan malah ga keliatan, sedang berlaku saat ini ... Wkwk

Baiklah kita mulai ngerjain
Pas mau buat ini dan tanya pak suami, jawab beliau cuma Sholihah K
Krik krik...
Terus akhirnya ketemua lah, standar sholihah, versi saya... hee
Diajukan ke pak suami, beliau Cuma... ’hmm ya ya ya, yaudah begini aja Bu’ (coretan dimulai)

FINALLY, HERE THEY ARE ...
Perempuan dikatakan profesional, jikalaauuu :

Bisa masak. Titik
Ini saran (pake banget) dan standar dari suami saya. Makanya saya diminta banget bisa masak sama suami. Dan benar juga sih, kalau misalnya ngebawain suami bekal terus enak, kan berasa gimanaa gitu. Terus kebayang kalau pas anak bawa bekal ke sekolah, terus deklarasi ’masakan ibu aku enak lhoo’
That’s an amazing quote :D

Yaaa paling ngga, dalam 2 bulan sekali ada menu baru yang diluncurkan ke atas meja makan, baik masakan rumah atau cemilan sehat.

Bisa baca
Membaca disini ga melulu baca buku. Tapi juga baca qur’an, baca cerita dan yang paling penting, baca situasi perpolitikan Indonesia,  heee…
Bukaaan, tapi kita harus bisa baca situasi hati keluarga

-      Dalam satu pekan sekali, paling tidak ada family talk. Sekeluarga berkumpul untuk membicarakan tentang apa yang diinginkan dan masalah yang ada, serta rencana – rencana yang akan dilaksanakan sekeluarga.
-      Dalam satu pekan minimal 3 kali membacakan cerita untuk anak. Poin ini juga bertujuan supaya anak – anak suka baca nantinya.
-      Membaca Al Quran minimal ½ juz per hari

Pandai mengatur waktu
Semakin pandai mengatur waktu, in syaa Allah waktu kita akan semakin produktif.
Yang akan dilakukan :
-      pembuatan jadwal harian, pekanan dan bulanan
-      komitmen dengan jadwal online dan offline (1 hari, online dengan durasi maksimal 60 menit, dilakukan saat anak sedang tidur, boleh disebar di berbagai waktu)

Pandai mengatur uang
-      Membuat alokasi anggaran keluarga tiap bulan, sesuai dengan kebutuhan
-      Memastikan adanya anggaran infaq setiap bulan
-      Memberikan hadiah kepada saudara / tetangga yang sedang berbahagia

Pandai merawat diri
-      Setidaknya 2 bulan sekali pergi ke salon, untuk merawat diri
-      Sebulan sekali berenang

Pandai bergaul dengan sekitar dan mampu menempatkan diri
-      Mengikuti kegiatan RT (Pengajian, Posyandu, Arisan)
-      Memiliki waktu untuk berbagi dengan tetangga sepekan sekali
-      Mengenal nama tetangga minimal nama anak dan nama ib
-      Membagi rejeki kepada tetangga, minimal sebulan sekali

Itu diaaa... standar profesional ala perempuan. Agak standar sih, tapi buat saya (dengan saran pak suami) standar seperti jika dilakukan dengan hati ikhlas, konsisten dan penuh dukungan, maka akan mudah tercapai.
Doakan agar target ini bisa terealisasi yaaa ....