Saya mau nulis sesuatu yang agak cetar sedikit dan
mungkin agak sotoy sotoy sedikit. Ga papa lah ya, sesekali mengikuti ‘fithrah’
=D
Hampir sebulan ini saya agak hectic sama urusan yang
satu ini. Urusan yang menyangkut masa depan dan dunia akhirat… >>>> MENIKAH
Mulai dari saudari seperjuangan saya (yang gue harus menemani
dia dandan dan menjaga dia dari ‘serangan’ tukang rias, dari ke-tabarruj-an dan
ke-tidak- Syar’i-an Jilbab) sampai sepupu saya yang punya hajat ’NGUNDUH MANTU’.
Fine, akhirnya setelah melewati banyak perenungan, saya
mendapatkan sedikit kesimpulan tentang menikah.
******
Mmmmm... menikah, mungkin buat beberapa orang merupakan
hal yang pasti dan akan dilakukan oleh banyak orang. Baik dia beragama islam
maupun beragama lain. Menikah, dengan segala konsekuensi setelahnya, tetap saja
mengundang banyak misteri dan kebahagiaan di akhirnya. Namun, kadang kala kita
harus memaknai lebih tentang peristiwa sekali seumur hidup kita tersebut.
Saya sempat ngobrol dengan beberapa orang terkait
komitmen atau minimal, kenapa sih kalian siap nikah sekarang...
Ada yang jawab : gue tau lah nikah itu akan menyatukan visi
misi dakwah seorang ikhwan dan akhwat, tapi buat gue ketika seseorang menjawab ’saya
mau nikah, karena saya mau menjaga agama saya, menjaga hati dan diri saya, buat
gue itu udah masuk dalam tujuan nikah secara dakwah.
Ada lagi jawab : kalau bisa sekarang kenapa mesti ditunda. Allah itu
Maha Baik, ketika kita ingin melakukan sesuatu yang baik, kenapa musti ditunda
... *Fine
Ada lagi jawab : kalau kita takut nikah Cuma gara – gara takut
ga dapat Rezeki atau ga bisa kerja atau apapun itulah, kita kan masih punya
Allah...
Hmmmm... beraneka ragam dan satu garis merahnya. Mereka nikah
karena mereka berani dan percaya kalau Allah yang akan ’ngejamin’ hidup mereka.
*****
Ada satu statement dari kakak kelas saya tentang makna
menikah, dan saya cukup menyepakatinya setelah itu :
Menikah itu ga hanya sebatas urusan 2 orang secara fisik
Tapi dia urusan 2 hati, 2 visi dan 2 keluarga
Dunia Akhirat...
Kamu bukan hanya memikirkan apakah kamu akan menjadi istri yang baik dan dia
akan menjadi suami yang baik
Tapi yang harus dipikirkan adalah
Apakah kamu bisa menjadi ibu yang baik buat anak – anak kalian kelak
Apakah dia bisa menjadi ayah yang baik untuk anak – anak kalian kelak
Apakah kamu bisa menjadi menantu yang baik buat ibunya
Apakah dia bisa menjadi menantu yang baik buat ayah kamu
Apakah kamu bisa menjadi kakak yang baik buat adiknya
Apakah dia bisa menjadi kakak yang baik buat adik kamu
****
Sepanjang itukah ?
Buat saya iya ...
Karena, jika suatu hari nanti, tiba saatnya saya menerima pinangan. Maka
saya ingin mengajukan pertanyaan…
Andai kamu mendapatkan saya dan saya mendapatkan kamu, apa yang didapatkan
ayah saya ??? Dapatkah kamu meyakinkannya dan membuatnya tenang, bahwa saya
akan baik –baik saja bersama kamu ?
karena buat saya
“islam tidak mengajarkan perempuan untuk tidak berkarya
atau sekedar di pingit di rumah dan tidak memiliki mimpi. Akan tetapi, jangan sampai hasrat untuk
menggapai prestasi mengalahi fitrah kita sebagai perempuan. Saya meyakini bahwa
mimpi suami saya kelak sangatlah besar, dan menjadikan mimpi suami saya sebagai
mimpi saya adalah karunia yang sangat indah bagi saya dan keluarga” (yang ini
kakak kelas saya yang berucap, dan saya sepakat =D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar