Guys, ijinkanlah
saya menuliskan tentang seseorang dalam kesempatan kali ini...
’ditinggalkannya’
saya dan seorang saudara kita di Jakarta membuat saya harus berfikir berkali –
kli ketika akan meninggalkan Jakarta. Terlebih Indonesia. Bukan karena apa –
apa, tapi karena saya tak akan tega meninggalkan saudara kita yang satu ini.
Karena bagaimana pun, dia jua lah yang mempertemukan saya dengan banyak guru –
guru hebat.
Dia lah Fitriii... #eeaa
*akhirnya gue bisa bikin
satu part tentang elu Fit :P
Entahlah, yang saya ingat
pertama ketemu Fitri yaaaa, saat saya nyari guru ngaji. Hahaa, waktu itu
momennya saya cuma pengen ngaji dan ga ada yang mau nemenin saya da saya ga tau
harus ketemu siapa. Karena saat
itu Fitri kaput, maka dengan semena – menanya, saya minta dia untuk carikan
kelompok pengajian.
Seiring dengan
berjalannya waktu, kita lulus. Dan sejak saat itulah perjalanan kebersamaan
kita dimulai.
Dimulai saat kita
sama sama ’nekad’ masuk kampus yang sama sekali kita ga pernah kepikiran gimana
– gimananya. Waktu itu karena Fitri ga boleh kuliah di luar kota sedangkan saya
ga dapet jurusan yang saya inginkan. Akhirnya kita berdua masuk kampus yang
sama, barengan.
Dapet beasiswa barengan
Karena kita sama
– sama ngincer beasiswa, maka Allah asih jawaban. Oke fine kita barengan. Kuliah
pun barengan, sekelas pulak. Aah.. macam apa lah ini, hahaa. Sampai akhirnya di
tahun kedua, kita dipecah terus kita beda kelas. Hmhm... sejak saat itu kita
mulai agak jauh. Beruntunglah saya karena kita masih ketemu di wajihah yang
sama di SMA. Jadi kita masih bisa barengan. Saya sempat ngambek, ketika Fitri
dengan orang lain, makanya saya sempat ngambek tanpa alasan dengan seseorang,
itu karena ego saya terlalu tinggi untuk mengatakan kalau saya cemburu. Hmhm,
dasar koleris.
Singkat cerita...
Hari ini 1
Februari 2014, setelah kita berdua diminta untuk eksplorasi mau dibawa kemana
Dakwah 34.
Setelah kita
berdua dieksplorasi, maka diputuskanlah Fitri yang diamanahkan jadi koordiator
akhwat untuk semua alumni ROHIS 34. Entahlah apa yang saya rasain. Cuma ketika
tadi siang saya nyadarin satu hal. Kalaupun Cuma tinggal kita berdua 2009 yang
masih ngurus 34, maka semoga ini semua menjadi amal unggulan kita di akhir
nanti.
Entahlah, mungkin
Allah masih menginginkan kita ada di sini. Allah masih melihat kalau effort
kita untuk 34 belum sebesar yang DIA harapkan. Maka kita belum diijinkan untuk
meninggalkan 34.
Kadang saya
bosan, kenapa musti kita, kenapa musti kita berdua lagi yang dititipi amanah
untuk menjaga bahkan menyetir dakwah di 34, tapi gimana lagi, mau keluar ?
gampang aja, tinggalin aja 34, tapi apa bisa kita mendapatkan seindah di 34.
Saya masih terlalu
sering membuat pemakluman untuk meninggalkan 34, padahal benar yang Fitri
bilang, lewat 34 lah hidayah Allah sampai ke kita, lewat kalian lah Allah
titipkan hidayah itu, maka apakah kita tega meninggalkan 34. Ini bukan tentang
Ashobiyah sekolah atau wajihah tapi tentang bagaimana kita menemukan sesuatu
yang mengubah hidup kita untuk jangka panjang, tentang sesuatu yang membuka
jalan untuk menjadi lebih baik, ini tentang kesetiaan.
Sama – sama
saling jaga yaa, dengan segala kekurangan yang saya miliki... dan dengan
kebersamaan yang udah sama sama kita lewati... bareng keluarga Kura – Kura,
bareng 2009 lainnya bareng anak – anak AiR lainnya.
Terima kasih...
Ditulis dengan
linangan air mata, sambil menyadari kalau kita masih disini, di jalan ini.
Insya Allah
Semoga Allah
ridha dengan apa yang kita kerjakan
Semoga Allah
tetap jaga punggung ini untuk kuat memikul amanah ini
Semoga Allah
tetap mengokohkan rusuk ini untuk menyangga punggung saat ia mulai bungkuk
Ditulis juga
dengan iringan Rabithah – IZZIS...
2 Februari 2014 –
00.02 WIB