Ini bukan
kajian ilmiah apalagi kajian berdasarkan studi – studi pustaka yang membuatnya cukup
membutuhkan waktu yang agak lama. Ini adalah tulisan pyurrr… asli curhatan
mahasiswi asli Ciputat. Jadi mungkin nanti bahasanya juga agak – agak santai
yaaa =) dan agak random dan agak gak jelas =D
****
Saya
baru menyadari bahwa kabupaten tempat saya tinggal ini baru saja merayakan
ulang tahun yang keempat. SERIUS ??? UDAH EMPAT TAHUN ???
Umur
yang masih unyu – unyunya... Umur dimana kalau seorang anak sudah muli
menginjak waktu menuju fase pendidikan pertama. Taman kanak – kanak. Tapi buat
saya, angka 4 tahun bagi sebuah kabupaten, sekelas Tangerang Selatan harusnya
suda bisa memiliki tata kelola yang baik.
Sejak
memutuskan untuk menjadi kabupaten sendiri, yang sebelumnya bersatu dengan Tangerang,
Tangsel memang mengalami banyak perubahan. Tapi yang paling terasa perubahannya
adalah perubaha dalam segi tata wilayah kota, Ciputat pada khususnya.
Sempat
terdengar kabar, bahwa Ciputat akan dijadikan pusat administrasi bagi Banten. Karena
letaknya yng cukup dekat dengan ibukota Negara dan telah mengalami perkembangan
yang cukup signifikan. Taukah kau perbedaan tentang Ciputat dari masa ke masa
???
Saya
termasuk orang yang sudah cukup lama tinggal di Ciputat, hampir 22 tahun
gaaannnn... Dan selama itu pu saya mengamati perubahan yang terjadi di tempat
saya tinggal ini. Kedua orang tua saya memang bukan asli orang Ciputat dan
bukan juga orang Jakarta. Namun kami sekeluarga telah tingga di Ciputat sejak
awal 90an...
Secara
geografis Ciputat memenag tidak banyak berubah, dia tetap berada di antara
Pamulang dan Pondk Pinang. Namun, secara fungsi, Demografi, Tata wilayah kota,
dan bangunan fisik jelas banyak berubah. Ciputat yang dulunya dianggap sebelah
mata oleh orang – orang karena letaknya –yang dianggap- jauh dan –dianggap- mengerikn,
karena masiih sepiiiiiiiii, perlahan mulai menjelma menjadi wilayah yang
memiliki kemajuan sangat pesat. Pasar Ciputat yng dulu dianggap sebagai biang
kemacetan (sekarang juga sih) mulai ditata pengelolaannya, dibangunlah itu
ditengah jalan raya Ciputat, sebuah Flyover yang membentang di atas Jalan Raya.
Namun,
saya cukup miris. Kemajuan perkembangn wilayah Ciputat tidak diimbangi dengan
kemajuan terhadap pengelolaan lingkungannya. Ciputat sejak dulu hingga sekarang
menjadi langganan banjir. Memang sih, banjirnya tidak sampai menggenangi rumah
penduduk, tapi jalan raya lah yang menjadi tempat transit air saat hujan.
Jalan raya
Ciputat yaaaaa.... Kalau hujan luar biasa sodara sodara... Buanjiiirrr
Masya Alloh,
itu akan merusak mesin mobil dan motor.
Entah
apa yang menyebabkan urusan banjir di Ciputat ini tidak pernah selesai. Padahal
Situ Gintung telah mengalami peremajaan besar – besaran pascajebol tiga tahun
lalu. Namun, mengapa banjir di Ciputat tak kujung selesai jugaa...
Apakah
karena banyaknya Real Estate di kawasan ini, mendukung tumpahnya air ke jalan
raya ?
Aku
rasa tidak juga. Kesadaran masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan dan
menjadikan selokan juga menjadi tantangan tersendiri untuk mencegah meluonya
air. Belmlagi banyaknya orang yang menjadikan bantaran kali sebagi tempat
tinggal. Itu juga menjadi PR untuk pemerintah Kota Tangsel untuk membuatkan
rumah yang baik dan murah untuk warga Tangsel.
Ciputat kalau hujan banjir, kalau hujan panas banget !
Sekitar
5-8 tahun yang lalu, jujur kondisi cuaca di Ciputat tak sepanas saat ini. Kami masih
bisa mendengarkan kicau burung saat pagi dan masih bisa merasakan dinginny
udara saat pagi. Bahkan embun pun masih ada. Sekarang ??? Mana lah ada...
Yang
ada mulai desingan mesin berkaki 4 dan berkaki 2. Sedih memang, terlalu banyak
pohon dan ’hutan’ yang terkorbankan demi kepuasan pihak developer di negeri
ini.
Tanah
lapangan pun tak sebanyak dulu. Lebaran tahun ini kami bisa melihat tanah
lapangan dan bisa menggunakannya untuk Sholat Idul Fithri, entah lah, tahun
depan akan ada lagi atau tidak..
****
Intinya,
pada dasarnya saya menginginkan Ciputat ini tertata dengan baik. Memang kita harus
berubah dan berubah itu butuh proses, butuh ’pengorbanan’. Namun, jagalah agar
proses berubah itu memiliki dampak yang baik dan signifikan dan terus
konsisten.
Ciputat, 28 November 2012