Haha… kalau liat judulnya pasti dianggap bahwa ini akan berkisah tentang kisah cinta
anak SMA yang lagi lucu – lucunya :D
Yup, mungkin benar ini adalah kisah cinta anak SMA yang
akhirnya jatuh cinta dengan jalanNya.
***
Baik, perjalananku dimulai ketika aku berada masuk ke
salah satu SMA favorit di selatan Jakarta. Aku tidak pernah membayangkan bahwa
aku akan berada di kondisi dan situasi serta lingkungan yang seperti itu. Berasal
dari sebuah SMP yang sama sekali ga terkenal dan termasuk bukan SMP favorit,
sempat membuatku agak sedikit minder dengan lingkungan sekolahku yang sekarang.
gedungnya 3 lantai, lapangannya luas ada tamannya dan masjidnya itu lhoooo...
adem beuut :D
Berbeda dengan SMPku, gedungnya standar masjidnya juga
standar.. ya intinya mah standar.
Tapi aku sedikit bahagia, karena tidak ada yang
mengenaliku, sehingga aku bisa berbuat sedikit bebas :P
***
Tiga bulan pertama aku sekolah aku rajin nangis. Cengeng.
Nangis karena aku ga punya teman. Hampir selama 3bulan awal masuk SMA aku agak
down. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Kecintaanku terhadap organisasi
ketika SMP dapat tersalurkan disini. Sempat ditawari untuk aktif di organisasi
keagamaan, tetapi aku menolak. Dengan alasan, banyaknya hari besar agama islam
tentu akan membuat kita semakin sering berorganisasi dan ga belajar. Sehingga
aku memutuskan untuk mengikuti organisasi MPK
Tau kah kau, salah satu alasan aku ikut MPK adalah karena
posisi MPK yang berada di atas OSIS. Seriuslah... ini prestis abiis, masih
kelas X tapi udah menyekolah (kan ada mendunia dan menasional, ini masih tahap
menyekolah) :D
Namun, perjalananku untuk ikut MPK tidak semulus yang
kubayangkan. Aku harus mengikuti diksar selama 1bulan, tiap pekan selama 2
pekan. Dengan banyak tugas , banyak unag yang dikeluarkan dan deadline tugas
dari senior. Namun, aku menikmatinya sebagai suatu proses perjalanan yang luar
biasa. Karena itu semua terbayar. Tiap diksar aku mendapatkan ilmu baru dan
pengalaman – pengalaman luar biasa.
***
Selama aku mengikuti proses menjadi anggota MPK, aku
diwajibkan untuk mengikuti mentoring. Apaan tuh ?
Dulu sih, mentoring itu singkatan dari mental kotor
disaring. Kegiatannya mirip – mirip ngaji gitu deh. tapi skup anggotanya
sedikit. Paling banyak 15 orang.
Kelompok pengajianku yang pertama ini terdiri dari 9
orang. Yang semuanya anak MPK. Kakak mentornya juga anak MPK. Jadii,, sambil
mentoring sambil curhat urusan organisasi.
Kelompok mentoringku ini berjalan hampir satu tahun. Sampai
akhirnya mentorku ganti. Aku sempat sedih ketika itu. Tapi, karena aku egois
mau tetap mentoring maka konsekuensi logisnya aku harus menerima siapapun
pengganti mentorku. Aku dipindahkan dengan kakak mentor yang lain dan sempat
berjalan selama 6 bulan dan akhirnya vakum, karena tinggal aku sendiri yang
masih mau mentoring. Aku menemui penanggung jawab dari urusan mentoring di SMA
ku... anak ROHIS. Mereka harus bertanggung jawab atas ketidakmentoringannya
aku. Akhirnya aku berada di dua pilihan mentor, dan aku mengambil salah satu
diantara keduanya.
Sejak mentoring, aku mulai mendaftarkan diri sebagai
anggota ROHIS divisi event. Kalau nama kerennya Syi’ar dah :D
Dari situ aku mulai mencintai islam. Mulai mengikuti
Islam dan mulai berubah jadi lebih baik, berjilbab dan segala macamnya
Latar belakangku yang anak MPK dan PASKIBRA (sangat
nasionalis) dicampur dengan mentoring dan keterlibatanku dalam dunia Islam,
mampu memanfaatkan potensi yang kumiliki menjadi sesuatu yang berbeda. Mentoring
tidak mengubahku, tapi ia memanfaatkan apa yang kumiliki untuk Islam :)