Kamis, 22 September 2011

Kuharap Kau Mengerti...


”tahu ga kenapa saya sangat keras terhadap kalian yang tidak bisa baca qur’an. Maksud saya, kenapa saya pengen banget kalian bisa baca Qur’an ..??
Tanyaku siang ini pada beberapa adik kelasku yang memenag tiga tahun telah aku bersamanya...
Juga pada kita semua, termasuk diriku. Kenapa aku mencoba sangat keras kepada kita agar selau membaca Qur’an, atau minimal pernah dan bisa membaca Qur’an...

***
Hal ini kuketahui, ketika Idul Fitri, aku lupa kapan.. 1431 atau 1430 H. Hari itu kami sedang makan pagi, lalu tiba – tiba ayahku bercerita.. enteng sekali. Namun aku mengetahui bahwa dalam hatinya, pasti menyimpan kegelisahan yang cukup mendasar.
”kamu tahu ga, kalau orang STEP Itu ada sekitar 1500 syaraf dalam otaknya yang putus”
Aku tidak menjawab, hanya bengong. HAH? Masa ?
”iya, kemarin kan bapak ketemu temen bapak yang dokter. Terus bapak lihat anaknya agak –maaf- mengelami kekurangan dalam melakukan sesuatu. Walaupun terlihat normal. terus kan bapak tanya.. anaknya sakit ya bu. Terus dia bilang, sebenernya dia ga sakit pak, Cuma pas waktu kecil dia pernah STEP. Dan kalau menurut penelitian di dokter, kalau sekali step itu ada 1500 syaraf yang putus”
Lalu bapakku dengan santainya bilang ”lah anak laki – laki saya yang kedua pernah STEP 4 kali, berarti 6000 syaraf bu ??”
Dokter itu cukup heran.. ”4 kali pak ? masa ? masih hidup?”
”masih, masih sekolah. Itu di STM tiap hari. Kenapa bu ?”
”beneran pak masih hidup?” tanyanya masih penasaran .
”masih bu”
”yang udah – udah sih pak, orang step sampai 2 kali aja udah meninggal. Anak bapak sampai 4 kali masih bisa hidup. Subhanallah” ujarnya
***
Dahulu, kami suka kesal bahkan cenderung mengatakan bahwa adikku yang satu ini agak kurang rajin. Karena memang berbeda, kalau disuruh mengerjakan sesuatu yang menghitung dia tidak bisa, belajar sastra atau bahasa sangat sulit menghafal apa lagi. Namun, kalau disuruh menggambar, melakukan praktek terhadap sesuatu langsung dia kejakan. Bahkan cenderung sangat cepat dibanding teman – temannya. Itu cukup aneh buat kami. Sampai akhirnya dia pernah mogok sekolah karena dimasukan ke jurusan elektro, yang notabene menghitung dan menghafal rumus. Jelas dia terancam tidak naik kelas. Dia pilih di rumah, ngutak ngatik motor.

Kami sempat bingung, ini anak maunya apa sih. Kami masukan ke jurusan yang hampir tiap hari praktek, otomotif. Walaupun pada saat dipindahkan dia berada di kelas yang ”akhir”, tetapi ketika naik kelas dia langsung masuk kelas yang ”pertama”.

Namun, bukan itu yang ingin aku ceritakan. Pernah kubertanya kepada seorang temanku yang ”calon dokter”. Tahu ga apa kalau syaraf putus apa yang bisa nyambunginnya. Dia diam, dia bilang ”belum pernah tahu kak”. Nanti kalau udah belajar syaraf tolong tanyain guru kamu ya. Kasih tahu saya.
Lalu penah kutanya lagi, kepada seorang kawanku yang ”calon dokter” juga, tapi udah mau lulus. Tahu ga kalau syaraf putus apa yang bisa nyambungin ???”. terus dia bilang ”oia ya nduk, kok aku ga pernah nanya ya, nanti ya aku tanyain”

Sampai sekarang aku belum pernah mengetahui apa yang bisa menyambungkan syaraf. Lalu aku teringat kisah seseorang (yang aku lupa dimana yaaa... aku menemukannya)

Pernah kudengar bahwa anak yang masih dalam kandungan kalau dikasih musik klasik akan bisa merangsang tersambungnya neutron dan syaraf. Lalu saudariku yang pada saat itu sedang hamil, dia bilang mau sering – sering baca Qur’an. Soalnya itu bisa merangsang daya otak. Sebenarnya musik benar, tapi jauh lebih baik lagi kalau baca Qur’an. Apalagi kalau ibunya sendiri yang membaca dan tartil. Itu bagus banget....

Lalu aku berfikir, masa adikku yang sudah berumur 17th ini mau disuruh dengerin musik klasik ??? yang ada dia pilih dengerin lagu Iwan Fals. Oia... kalau dia baca Qur’an dengan tartil ada kemungkinan untuk nyambung lagi kali ya.. ya walaupun ga nyambung banyak tapi minimal bisa lah, untuk menyambungkan beberapa syaraf yang cukup penting.

Sampai sekarang aku masih dalam tahap menyimpan dan menyadarkan adikku.. ayolah dek, aku belum sanggup untuk menyampaikan atau bahkan aku sudah pernah menyampaikan secara tersirat, tapi kau belum mengerti atau bahkan kau belum tahu bahwa dengan membaca Qur’an insyaAlloh, Alloh akan menolong

Tentang Aku,Kau dan Keluarga Kecil Kita


 
Akhirnya kami harus terpecah lagi. Setelah dua tahun lalu harus merelakan dua orang untuk pergi, tiga sebenarnya, tapi yang satu memutuskan untuk kembali ke Jakarta dengan beberapa alasan, yang salah satunya masih kuingat ”soalnya pas dosen gue nerangin organ – organ, gue gambar rumah reess, jadi itu bukan rumah gue. Gue keluar deh”. walaupun awalnya aku sangat syok. Sampai akhirnya surat transfer itu kembali ke tangan ”Bunda” kami. Baru aku percaya ”kalau lo kasih ini surat ke ”Bundo” baru gue percaya. Di depan gue ya”. Sekarang kami harus merelakan tiga orang untuk pergi.

Itu kejadian dua tahun lalu, seingatku setelah lebaran. Namun, sekarang aku harus menerima kenyataan lagi. Kawan kami tiga orang harus ”menyambung” hidup pendidikannya. Semarang dan Bandung lah tujuannya. Sebenarnya aku antara sedih dan gembira. Gembira karena kawanku mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sungguh tiada kebahagiannya lain ketika kawanku, salah ding, SAUDARAKU mendapatkan apa yang diinginkan. Apalagi ia harus rela menunggu 2 tahun untuk mengejarnya.

Sekarang keluarga kami yang di Jakarta tinggal 3. Yang sering mengunjungi dan mengurus ”Rumah” kami tinggal 2. Aku tahu ada atau tidaknya kalian di sampingku aku harus tetap mengurus ”Rumah” kita. Tapi kadang, kangenku sering menggelayuti. Sediiih banget ketika inget kita sama – sama meramaikan ”Rumah” dengan gelak tawa dan kebersamaan tanpa beban dan perasaan tulus dari masing – masing kita.
Hiks...

Aku tidak ingin mengkomparasi antara dulu dan sekarang. Namun, inilah yang kurasa...
Sediiiih... pasti aku kangen sama kalian. Bersama – sama menemani ”Bunda” kita tiap pekan dalam jenjang menuju S1nya. Sampai kita bikinin cokelat. Terus dia shock ”ada apa nih, kok tiba-tiba kalian ke rumah???” terus tanpa dosa kita bilang ”hehehe.. kita Cuma mau nganterin ini kok”

Saudaraku yang sangat aku cintai karena Alloh, Semurni Kaum Anshor Mencintai Kaum Muhajirin dan Tanpa Lilin... Hiks

Hati – hati yaa di Rantau Orang, jangan pada nakal, jangan lupa belajar bahasa Jawa sama Sunda :D
INGAT SARAPAN !!!!
Naaaaaiiii... nanti Respati pulang sendiri, kita ga bisa makan rujak di angkot lagiiii .... hiks hiks hiks

Ciputat, 16 Romadhon 1432 H
16 Agustus 2011

Akhirnya Pindah Kosan....



Setelah menunggu hampir 1bulan, akhirnya aku dan 2 sahabatku pindah kosan. Ya karena kami telah 2kali kemalingan. Hiks sedih ya..

Yaa walaupun barang-barangku tidak ada yang ilang. Namun yang menyadari kami kehilangan sejumlah barang pada awalnya adalah aku. Ya iyalah secara aku sering ke kosan walau hanya sekadar membersihkan, tetapi sadar diri bahwa ada beberapa barang yang telah ”diamankan” itu lamaaaa banget.

Jadi begini kawan, kisah ini berawal ketika tanggal 23 Agustus kemarin aku ”main-main” ke kosan. Awalnya aku biasa saja ketika masuk ke dalam kosan. Aku mulai menyapu kosan seperti biasa yang aku lakukan kalau aku datang ke kosan. Setelah kosan dirasa agak bersih, lalu aku mulai bersiap-siap menuangkan ”ramuan” untuk mengepel. (waktu itu gw bener-bener kagak sadar kalau beberapa barang kami tuh ilang)

Mulai ngepel tuh... udah aja aku membersihkan sambil nyanyi-nyanyi (ngga ding sambil mikir lebih tepatnya, kayanya ada yang aneh tapi apaaa yak). Udah aja aku ngepel... ”ah mau pakai kipas ah, biar cepet kering terus cepet pulang”

Pergilah aku ke ruang depan tempat kipas angin dan beberapa barang bertengger. Namun... jeng jeng jeng..
”kok kipas angin kagak ada yak??? Hmmm... LHO?!?  magic com juga kagak ada,,, kemana mereka ???”
Langsung saja aku sms kawanku pemilik kedua barang tersebut...
”guys,, kalian bawa pulang kipas sama magic com yaa??”
Dua-duanya jawab.. ”Ngga”
Yang satu nelpon ”kak, emang ga ada”
”ga ada”
”coba periksa lemari kak”

Udah aja lalu aku periksa semua lemari kami. Hasilnya :
·         Lemari adik tingkatku dibuka paksa. Memang tidak ada barang yang ilang sih. Cuma magic  com aja  (tetep aja ngenes yak)
·         Lemari kawan seangkatanku, dibuka paksa dan dirusak. Disabotase kuncinya. Dan uang di dalam laci lemari raib.
·         Lemariku  tetap aman, karena semua barang – barangku, aku bawa pulang.

Udah aja aku pulang dengan hati bingung kalut, kacau, aaaaaaah ga tau deh. aku sempat mencari kosan di daerah sana untuk jaga-jaga kalau pindah kosan.


Hari demi hari kulewati dengan hati deg degan ”kapaaan kiranya aku dapat kosan yang lebih layak dan tidak diincar oleh orang yang mungkin butuh, tapi caranya yang salah.
Sampai akhirnya H+10 Lebaran aku ditemani oleh kawan KESMA (Karena yang nganterin aku dan kawanku cuma satu orang aja, jadi kawan)

Aku mendapatkan kosan yang sangat lebih layak. Walaupun harganya juga memang layak :D
Lebih dekat dengan kampus, lebih banyak tetangganya (walau lebih banyak anak kecilnya), lumayan lah ga bikin lumanyun :D

***
Naah, tetapi sebenarnya bukan itu yang ingin aku sampaikan. Jadi gini sahabat, dulu ketika aku ingin ngekos aku sangat ingat petuah dari guru spiritualku (lupa kata – katanya, tapi esensinya kira-kira begini)

”Res, jangan pernah ninggalin barang berharga di kosan. Kosan itu bukan rumah kita,jadi jangan pernah menganggap bahwa kosan itu rumah kedua kita. Iitu hanya tempat singgah kita dari aktifitas sehari-hari kita. Jadi aurat, aib2 diri kita harap ditutupi. Karena sekai lagi itu bukan rumah kita. Ya di rumah juga kita mesti jaga diri”

Itulah pesan guruku, sebelum akhirnya aku diACC untuk ngekos (karena ACC untuk ngekos paling susah dari beliau :D)

Karena pesan itulah, alhamdulillah aku selamat dari dua kali tragedi diamankannya beberapa barang-barang di kosan dan semoga di kosan baru ini kami tetap bersaudara dan betah dan tidak terganggu dengan hal – hal aneh, lebih saling sayang dengan yang lain. Karena kita dapat 2 adik baru.


Kosan baru, saudara baru... !

*Euforia kosan baru

Sekian semoga bermanfaat..



14 Syawal 1432 H
12 September 2011

Kamis, 23 Juni 2011

LC (Part IV)

  #Jalan ke atas
Kami mlai naik sekitar maghrib. Cuaca mulai gelap. Kami pun mulai menyalakn senter masing – masing. Sapanjang jalan kami terus beristighfar sambil berjalan dengan hati – hati ke atas. Cuaca yan seseklai mulai gerimis membuat udara semakin dingn. Untungnya kami terus berjalan seingga dingin yang dirasakan tidak terlalu menusuk. Yang m ngin menjadi kenang – kenangan kami adalah jembatan gabungan antara semen dan kayu lapuk. Disana kami benar – benar dilatih untung menjaga dan mengawasi jalan. Juga kita harus menjaga saudara yang ada di samping kami. Ya kawan. Kami seperti disaudarakan dengan yang lain. Harus menjaga saudara satu dengan yang yang lainnya. Sampai akhirnya kami di sebuah tanah datar. Karena kami dinilai sudah tidak mampu untuk menanjak lagi, maka kami pun mendirikan tenda disana. Di bawah temaram lampu senter yang banyak kami mulai mendirikan tenda. Satu – satu kami mulai mendirikan tenda dengan bantuan kelompok lain.

Tidur di bawah rimbunan pohon. Menjadikan kami kedinginan. Tapi sangaaaaaaaaaaat seru J
Pukul 3 pagi kami bangun untuk QL dan tilawah (sambil tidur – tidur). Sampai subuh.

Setelah subuh kami mulai memasak untuk makan pagi. Heee
Baru kali itu aku makan nasi belum matang. Hahaha
Tapi enak.... =D


Jam 8 kami mulai naik ke atas untuk ke air terjun. Iiiiihhhhh seru sekali sahabat. Naik ke air terjun. Ketika masih pagi. Hmmm

Pukul 10 kami mulai turun ke Cibodas. Sambil menunggu kami makan, sholat, istirahat dan lainnya.


## itulah dia sahabat kisah ketika LC kemarin. Banyak hal yang didapat. Kami semakin erat. Insya Alloh ketemu lagi tahun depaaan... ^^

LC (Part III)


##Tragedi yang ”mengharukan” ##

Bus Karunia yang kami naiki berjalan perlahan menuju jalan baru. Maklum macet dan sambil mencari penumpang. Sampai jalan baru kmi melihat kelompok sidiq. Ada Sidiq, Apray Iswah dan Saprudin. Kami dadah dadah tuh ngajak mereka. Namun, tiba – tiba, dengan pedenya Saprudin nyuruh kita turun. ”eh turun” kita kan bingung ya”turun buruan”. Ini ke cibodas din”ngga udah turun cepetan. Ini tuh ga lewat cibodas” hah, masa sih???. Yaudah tuh dengan tampang dong dong dan aneh kita dengan pasrahnya turun mengikuti instruksi saprudin. Sampai bawah aku omeli saja si saprudin dan sidiq.

”Diq din.. tahu ga itu tuh lewat cibodas!!!”
”ngga, itu tuh lewat padalarang ga mungkin lewat cibodas”
”emang iya. Di puncak itu lagi ada pak SBY kita ga bisa lewat biar gimana ceritanya juga”
”res, kalaupun emang ada SBY paling pahit itu tuh buka tutup. Ga mungkin tutup semua. Sekarang udah deh kita nunggu angkot yang lewat sini aja”
”naik apa kita”
”ga tahu nih”
”pokoknya kalau naik angkot yang sama. Kita bakal ngambek – ngambek”
”ngga ini tuh lagi dinego sama kelompoknya ardi di kampung rambutan”
”HAH. Kelompok ardi bukannya udah jalan duluan?”
”iya jalan ke kp. Rambutan”
”sama akhwat – akhwat??”
”iya. Udah makanya disini aja. Sambil nunggu kelompoknya nita”
”oooh gitu... waaaah ada kemungkinan kita barengan dong”

Waaaa seru banget pikirku. Kita bisa jalan – jalan bareng. Nah entah bagaimana ceritanya ”bus marita kita” tiba. Benar saja di dalam sudah ada kelompok ardi, mumtaaz, fitri dan mba elly. Yasudah kami punpergi bersama kesana. Sepanjang jaln sepert biasa hiburan gratis dari NSP, Al Fath selalu saja mendedangkan nasyid. Padahal di dalm bus itu juga ada penumpang lain. Tapi ga apa – apa. Itung itung membumikan nasyid =D.

Bus yang kami taiki terus saja melaju sampai daerah Jonggol. NSP dan Al Fath sudah berhenti berdendang. Capek kali yaaaa....
Ya sudah akhirnya kami pun menaiki bus tanpa hiburan (lagi).

Bus yang kami naiki memasuki kawasan cianjur. Sampai perempatan kota kami diturunkan. Dan harus menyambung lagi dengan kendaraan kecil . (padahal bus yang kami taiki itu dapat mengantarkan kami sampai depan pintu pinggir jalan cibodas. Namun karena kami yang terlihat sangat lugu, maka kami agak diperlakukan semena – mena. Hahaha.... lebay, but this is the real).

Kami pun menuju ke cibodas dengan angkot kecil. Dengan proses tawar menawar yang sangat panjang dan berliku, akhirnya kami pun bisa ke Cibodas. Cap cuuuuusss...


#Depan Cibodas.
Heleeeeuuuh,, waktu telah menunjukan pukul 15.30. di depan pintu gerbang ini kami masih tetap ”diperas”. Mentang – mentang kami ini baru masih baru dalam mengijakan kaki dan melakukan yang namanya pemerasan. Bukannya dibantuin ya, tapi kami tetap saja dimintain uang. Akhirnya pak presiden turun dan meloloskan kami. Ya Alloooh,, semoga Engkau membukakan mata orang – orang tersebut.

Kami beristirahat di masjid dekat pintu masuk. Sudah tidak ada pungutan sih. Tapiii kita akan mulai penjelajahan. Kami mulai menanjak sekitar 17.30. maghrib kami di jalan.

Next...

LC ( Part II )


#2 Check Point:

Depan Kantor Walikota Depok, Naik Al Ikhlas, sampai khatam. Kata Khatam diganti kata baru. Ada bendera BEM.

Kami memikirkan apa arti kata ikhlas itu. Aku ingat – ingat, apa artinya kereta ya... dengan pedenya aku berseru ”kita naik kereta sampai stasiun Depok Baru”. Kupikir lagi... ”bukannya ini stasiun Depok Baru yaa... hmmm” bukan – bukan. Tiba – tiba Dini Septiani berseru ”Surat Al Ikhlas.. surat ke berapa tuh...???”
Surat ke 112... naah berarti kita naik 112, sampaiii.. mmm jalan baru. Iyaa. Akhirnya kami naik 112 sampai jalan baru. Mendekati Pasar Rebo aku mulai tengok – tengok. Ternyata baru ketemu deh bendera BEM itu di dekat bengkel. Kami pun turun di sana. Di pos itu ada kak yudi dan kak idhofi. Kami diminta oleh mereka menyusun sebuah puisi bertema jalan baru. Dibuatlah sebuah puisi aneh... hahaha bunyinya begini (kalau ga salah yaa)

Jalan Baru
Banyak mobil, Bus dan kendaraan lainnya
Kotor dan panas
Namun, pemerintah tetap menamainya dengan jalan baru
Namun, apakah ini ang dinamakan jalan baru ???

Tidak...

Hahahaha.. puisi yang aneh. Kata kak yudi, ga enak banget puisinya. Tapi yasudah lah. Yang penting selesai. Naah setelah itu kita mendapatkan clue ketiga




#3 Check PoinT : 
Jalan Baru, Cari Air Putih

Nah lhoo.. karena kupikir itu adalah arti secara sesungguhnya maka aku pun dengan sangat dodolnya bertanya kepada orang sekitar sana “pak ada air putih ???” buat apa neng ?” pokonya air putih aja”ya buat apa neng”jadi kami itu dapat clue disuruh nyari air putih, jadi ga tau nih bang, buat apa”. Yaudah akhirnya sama abangnya kita disuruh ke keran. Ternyata di sana pun tidak ada. Ya sudah kita mikir lagi tuh.

Air putih, bodas kan artinya putih, ci dari kata cai. Oia... berarti Air Putih itu = cibodas. Yeyeyeyeye  kita ke cibodas. Tapi naik apa ya ???. kita jalan tuh ke arah pasar baru yang yang agak jauh sambil nanya ke pak polisi. ”pak kalau ke Cibodas naiknya apa ya” kata Pak Polisi ” ooh kalau ga Karunia naik Sinar Pasundan”. 

Nah akhirnya kita nunggu antara dua bus itu. Kita nunggu sambil berharap kita mendapatkan tempat duduk.
Setelah nunggu cukup lama and ga dateng – dateng itu bus, akhirnya kita memutuskan untuk naik angkot saja ke Kampung Rambutan. Karena dengan bawaan kita yang seabrek ini kalau ga duduk rada ribeud euy..
Sampai di kampung Rambutan kita langsung menuju tempat yang dimaksud. Karena yang kelihatan oleh kami adalah bus Karunia, maka kita naik Karunia. Elva sms kelomponya Fitri. Katanya mereka bareng sama dua kelompok ikhwan. Kelompo Ardi and Kelompok Mumtaaz. Tapi mereka naik Marita. Kami sempat bimbang. Gimana nih ??? kalau misalnya kita keluar terus ketemu bus marita mau ga kala turun dan kita pindah ??? sebagian dari kami tidak sepakat. Yasudah kita pergi dengan dengan pedenya naik Karunia. Oke.. kita naik Karunia. Info terakhir adalah kelompok Fitri, Ardi dan Mumtaaz suda naik kendaraan. Kami berfikir bahwa mereka sudah naik marita dan sudah masuk tol.

Jadi kami mulai beristirahat di dalam bus.



Next...

LC (Part I)


*Sawangan, Kamis 02062011
Bismillah...
Hari itu, Kmais 02062011 kami pengurus ORMAWA STEI SEBI berkumpul di kampus. 05.30 pagi, waktu yang dijanjikan panitia. Namun seperti biasa, baru dimulai jam 06.00. kelompokku yang tediri atas 6 orang yang diketahui oleh Elvasiwi (SSP) belum lengkap, masih kurang satu Annisyah Rasyidah (SSP). Entah apa. Kalau kata teman 1 kontrakannya dia itu paling pertama mandi tapi paling lama dandan. Dasr akhwat.
Respati                : Anis dimana?
Annisyah             : Di kontrakan, ini udah mau berangkat.
Respati               : Lekaaaaaas !
Annisyah             : Siap boooszzz
Akhirnya kami pun lengkap. Setelah dua kali disms kawanku yang sangat ngakhwat ini datang.
Kami mulai diberi instruksi untuk berangkat. Ada 4 check point. Dan di tiap CP ada clue yang harus dipecahkan yang nantinya clue itu akan menuntun kita menuju tempat berikutnya.

#1 Check Point :
Depan Yarmuk, clue : Gerbang Istana Raja Balingbing. Dan ada bendera IsEF
Kelompok akhwat sudah menebak dimana dan apa maksud dari clue tersebut. Akhirnya 2 kelompok akhwat sudah mulai berangkat, kelompokku dan kelompo Fitri. Tiba – tiba kak Fadli bilang “Asik, ikhwan kalah sama akhwat, asik ikhwan kalah sama akwat”. Dia memang sering menyentuh titik terendah izzah seseorang. Tujuannya sih supaya orang itu bangkit. Macam pak adril gitu deh... hehehe
Hmmm, depan kantor walikota, ujarku. Ayo kita kesana. Naah kami pergi berbarengan dengan kelompok fitri. Namun, ternyata ada perbedaan, kami ke arah Depok, kelompok Fitri ke arah Bogor.
Tapi ya sudahlah.. kami ikuti kata hati kami. Pergilah kami ke Kantor Walikota Depok.

Sampai jalan Margonda, kami liatin itu sepanjang jalan Margonda ada bendera MUI. Halaaaah mengganggu saja bendera ini. ”itu disana” kata Devi Indah Sari. Kiri bang kiri bang... turunlah kita. Pas nengok ke samping kiri. ” Disanaaa, wallohi sahabat, ayo lekas kesana”

Disana sudah ada kak Usep dan Kak Abay. Kami ditanya tuh tentang keilmuan.. hahaha. Jawab aja sebisanya. DSN MUI laah, waduuh ketahuan deh kalau jarang baca bku. Xixixi
Setelah dari sana kami diberi clue brikutnya.

Next...

Kamis, 07 April 2011

Afwan Akh dan Ukh … Ane mau cuti 2 bulaaan aja…


Siang itu, sepulang sekolah, kami para pengurus Rohis berkumpul di masjid sekolah. Ada rapat mendadak atau entah ada apa.

          Hanya ada lima orang. Suasananya pun agak – agak tegang. Sang ketua rohis duduk bersila diantara hijab dan disebelah kiri hanya ada dua orang akhwat, aku dan sobatku.
          Lalu, seorang ikhwan terdengar berbicara. “Begini akh dan ukhti yang di sana…. Maksud Ane minta ketemuan sebenarnya lumayan penting. Ane ga tau harus ngomong gimana atau mulai dari mana.

          Singkatnya aja yaa, kita semua udah kelas tiga. Bulan depan kita udah mau ujian akhir. Trus abis itu kita musti siap – siap untuk SPMB. Nah, kayaknya sih, Ane pribadi untuk sementara ini, yaah paling ga selama dua bulan ini bermaksud non aktif dulu dari Rohis… Ane pengen konsentrasi buat studi. Kita kan juga punya tanggung jawab sama ortu dalam hal studi… “

          Sang ketua Rohis masih diam, Belum menanggapi. Seorang lainnya ikut menambahkan, “Iya akh dan ukh,Ane juga setuju dengan yang diucapkan Akh tadi… Masalah Rohis dan kegiatan – kegiatan lainnya kita serahkan dulu ke adik – adik kelas X dan kelas XI, mereka kan masih ada waktu luang… “

          Aku pun menyela “ Jadi ceritanya kalian mau cuti dulu gitu …? “
          “Yah… kurang lebih seperti itu ukh…”. Jawab seseorang diantara mereka.

******

DAS.. !!! Seketika itu seperti ada yang menghantam dadaku dengan telak ketika aku mendengar pernyataan dari mereka.

Akhirnya sang ketua Rohis pun buka suara, dengan nada pelan dan lembut beliau berujar,”Ehem, ya akhi, kalau itu memang sudah kemauan antum berdua, kayanya ane atau siapapun ga bisa mencegahnya”

Suasana jadi hening. Sang ketua Rohis masih berbicara, tetapi aku sudah tidak begitu memperhatikan. Pandanganku teralih ke langit luar yang siang itu sebenarnya cerah namun tak secerah hatiku ketika mendengar ucapan dari seorang pejuang di sekolah ini. Dan entah kenapa tiba – tiba aku merasa masjid sekolah sepi. Tak ada semangat dari orang – orang yang dulu berusaha menghidupkan “semangat” masjid ini.


*****
Mungkin masalah ini juga terjadi di Rohis sekolah – sekolah lain. Tidak hanya di sekolahku. Satu persatu kawan – kawan seperjuangan kita di Rohis mulai ga ada.

          Bergugurankah ? ah, aku rasa tidak. Dan kupikir masalahnya sama, karena kelas XII sudah mulai sibuk dengan ujian akhir sekolah dan siap – siap ngalnjutin ke PT. Dakwah di Rohis jadi ga laku. Dan DAS ! kalimat itu musti kuhayati mesti dengan susah payah dan dadaku semakin sesak.

          Aku merenung dan memikirkan apa yang terjadi “jadi itulah kita “ujarku dalam hati. Semangat dakwah di sekolah memang seperti angin kadang kencang kadang sangat pelan atau malah tiada sama sekali. Namun, aku tak pernah berfikir sampai sejauh ini, berfikir bahwa Rohis akan ditinggalkan oleh pelaku, satu demi satu.

          Diserahkan kepada adik – adik kelas X dan XI, ? Apa benar kita sampai sesibuk itu ? Apa bener semuanya sudah tak punya waktu luang lagi hanya sekadar untuk datang rapat atau menemani rapat adik – adik kita ?

          Hmm… kalau dihitung – hitung, kalau temen – temen mau cuti dua bulan dan ketika dua bulan itu selesai dan kita kembali ke sekolah, kegiatan KBM sendiri sudah selesai. Adik – adik kelas X dan XI pun sedang libur semester genap. Artinya, yaah, kegiatan Rohis pun libur, lalu apa yang mau kita lakukan ?

          Yang ada dalam fikiranku adalah, segala yang kita lakukan adalah suatu kesatuan yang tak mungkin terpisahkan. Masing – masing saling bertautan dan masing – masing ada hikmahnya sendiri.

          Apa benar, ketika kita cuti dulu hal tersebut bisa menjamin kita lulus ujian akhir ? atau apakah benar ketika kita cuti dulu, kita bisa lulus SPMB dengan gemilangnya dan diterima di PT yang kita inginkan ?

          Atau malah , rangking satunya kita di kelas, menang lomba ini itu, dapat penghargaan dari RT sampai menteri atau penghargaan lainnya, dikenal guru –guru, dimudahkan Alloh dalam belajar, semua itu karena kita aktif dalam kegiatan Rohis. Kegiatan yang membela agama Alloh. Bukankah Alloh telah mengatakan, “ Wahai orang beriman, jika kamu menolong agama Alloh maka Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu “ (QS 47:7 )

          Namun, aku teringat lagi dalam dakwah siapapun boleh pergi dan Alloh akan menggantinya dengan orang – orang yang memiliki komitmen yang tinggi.


*****
          Ketika akan pulang, sang ketua Rohis berujar kepada kami, “Ukhti, kalau anti juga mau cuti, tinggal saya sendiri di Rohis..”
          Suaranya masih pelan. Namun kali ini terasa pahit dan getir.

Wallahu ‘alam bishshowwab… (SAKSI / No 23/Thn I/11 Mei 2005)

Selasa, 05 April 2011

Robithoh...


Sesungguhnya Engkau tahu
Bahwa hati ini t’lah berpadu
Berhimpun dalam naungan CintaMu
Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan
Menegakkan Syari’at dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan – jalanNya
Terangilah dengan CahayaMu
Yang tiada pernah pada
Ya Robbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
Dengan karunia iman
Dan indahnya tawakal padaMu
Hidupkan dengan Ma’rifatMu
Matikan dalam Syahid di JalanMu
Engkaulah Pelindung dan Pembela


***
yang merindukan kalian
Respati Oktaviani
untuk Kalian
ROHIS 34 2009
Terima Kasih, telah mengajariku memahami Ukhuwwah
dengan, Tulus...

(aku selalu nagis kalau dengar lagu ini... :D)

Kangen Kaliaaaaaaan.....

Entah kenapa akhir - akhir ini aku merindukan kalian
Bukan hanya akhir - akhir ini tepatnya...
Setiap hari di kala aku melihat sekelompok remaja berseragam putih abu - abu
Aku pasti dan selalu merindukan kalian...

Ketika Indah menuliskan status di facebook tentang kita, 
Maka kenangan itu muncul, Kembali..

Merobos ruang dan waktu, Membuncahkan setiap fikiran alam bawah sadarku..
Hingga aku pun tersadar
Betapa berharganya kaliaan..


***
Bangunan hijau - putih di antara 2 gedung mewah, sekolah kita dan SMP 85
Bangunan dengan sejuta kenangan..
Baitul 'Ilmi, ya.. Rumah Ilmu

Mungkin lainnya hanya menganggap bahwa itu hanyalah sekadar masjid,
Tapi tidak untuk kita..
Baitul 'Ilmi, adalah Rumah Ilmu
Tempat dimana kita benar - benar menimba ilmu
Tentang DiinNya, tentang Ukhuwwah dan Tentang Impian - Impian kita

Aku merindukan kalian sahabat
Rindu tentang bagaimana kita bekerja bukan atas tuntutan 
Rindu bagaimana kita bekerja atas dasar Ukhuwwah

Aku merindukan kalian, sahabat
Rindu akan gelak tawa kita di sela - sela tekanan pekerjaan
Rindu akan gelak tawa di tengah - tengah pikiran
"KITA MINUS 10 JUTAAAAAAAAAAAAAAA"
hmmm yang lain cuma bilang
"TENANG-TENANG, REJEKI ALLOH DIMANA - MANA"

Aku merindukan kalian, sahabat...
Rindu tentang bagaiman kita memaknai sebuah kata, Ukhuwwah, dengan gaya kita
Tanpa terpaksa  . . . TULUS...

Aku merindukan kalian sahabat
Benar - benar Rindu..
Tidakkah kalian merasakan hal yang sama ???

***

Ya Alloh, lindungi kami, aku dan sahabatku
Dimana pun kami berada
Jaga kami dalam langkah DakwahMu

Untuk kalian,
RHZ 34 2009

Selasa, 22 Maret 2011

Peniti, Si Kecil Sahabat Setia Para Akhwaat.....


Peniti, benda imut – imut dari besi yang runcing ujungnya ini mungkin bermakna biasa saja bagi beberapa orang. Namun, bagi para akhwat keberadaan peniti (yang sering dibilang senjata tersembunyiku oleh temen - temen cowo ketika SMA ) ternyata Subhanallah sangat berguna.

          Bagi sebagian orang, peniti mungkin hanya untuk pengait kerudung atau menyambung baju ketika kancing kita lepas. Itu benar adanya. Namun kawan, untuk beberapa akhwat (termasuk diriku ) peniti tidak hanya untuk pengait jilbab, berikut adalah beberapa contoh manfaat dari peniti :

a.    Senjata rahasia… caranya : lebihkan minimal 1 buah peniti pada bagian bawah jilbab anda. Suatu ketika anda merasa bahwa tas anda sedang diincar oleh copet, siap-siaplah dengan peniti anda. Ketika tas anda sudah mulai disentuh oleh sang copet maka cepat – cepatlah berbalik, lalu tusukan peniti anda pada tangan sang copet. Tariklah agak keras. Hasil : minimal sang copet berdarah maksimal tangan sang copet harus dijahit … aiiih agak sadis memang

b.    Pengganti cutter. Pernahkah anda bingung bagaimana membuka kardus baru (air mineral contohnya ). Padahal pada saat itu anda sedang tidak memiliki cutter atau gunting. Caranya mudah kawan, Panggillah kawan akhwat anda atau anda sendiri. Minta tolonglah kepadanya atau lakukan sendiri. Caranya mudah : tusukan saja peniti yang anda miliki di bagian kardus yang berlakban, tarik. Niscaya akan terbuka.

c.    Pengganti jarum dan benang. Pernahkah suatu ketika tas anda mengalami depresiasi alias putus. Hahay mudah kawan untuk mensiasatinya gunakan peniti untuk menyambungkan tali tas anda. Baru ketika anda sampai di rumah silahkan anda jahit atau mau langsung dilem kuning…

Tips seputar peniti :

a.    Hindari peniti berwarna emas, karena akan cepat berkarat dan mudah meninggalkan jejak pada jilbab atau baju, terutama kain yang berwarna putih.
b.    Jangan menggunakan peniti yang sudah lanjut usia, alias berkarat karena lagi-lagi bisa meninggalkan jejak.
c.    Jangan mencuci baju atau jilbab ketika peniti masih tersemat. Karena peniti yang sering kena air akan mudah berkarat.
d.    Tips penampilan, perhatikan ukuran peniti anda. Jangan sampai peniti untuk menyempurnakan tertutupnya jilbab anda tersemat secara besar – besar. Kalupun mau anda bisa menggunakan pin atau bross, tha’s better kawan.

Wallahu’allam bishawab…
Demikian semoga bermanfaat ^^

Jumat, 18 Maret 2011

Sedekah....


SEDEKAH

Kita tentu pernah mendengar ayat Alloh yang mengatakan bahwa “ Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumatkan, sesungguhnya jika kau bersyukur maka akan kutambah nikmatKu dan apabila kau ingkar maka azabku amatlah pedih “ (14;7)

Sedekah, adalah kata yang mungkin sering kita dengar dan diucap. Namun, kadang sulit atau bahkan jarang kita lakukan. Kata ini akan terlaksana hanya jika kita daolam keadaan berlebih dalam harta. Namun, apabila kita dalam keadaan yang kurang, kita jarang melakukannya. Padahal justru dalam keadaan kuranglah, kita diuji olehNya, apakah kita sanggup atau bersedia memberikan apa yang kita miliki untuk orang lain yang mungkin saja lebih membutuhkannya dari kita.

Sedekah tidak hanya dalam bentuk harta. Segala yang ada dalam diri kita, yang telah diberikan oleh Alloh, patut kita sedekahi. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dalam  bersedekah hendaknya kita ikhlas dan tidak menyebut – nyebut sedekah kita. Hal itu akan membuat orang yang kita beri sedekah sakit hati.

Namun, dalam memberi sedekah kita juga jangan berlebihan. Ada hak dari diri kita yang harus kita penuhi. Kita jangan hanya memikirkan akhirat sedangkan hak fithrah dari diri kita terbengkalai.

Oleh karena itu, mari jadikan bersedekah ajang kita untuk bersyukur kepada Alloh, karena dengan bersyukur Alloh akan menambah nikmatnya kepada kita.

Wallahu’alaam bishowab…

Muslimah dalam Politik Islam


Membincangkan perempuan tidak akan pernah tercaapia ujungnya. Perempuan, menurut sebagian pengamat adalah keajaiban kedelapan setelah tujuh keajaiban dunia. Sejak keberadaannya, pembahasan tentang perempuan telah mengahabiskan jutaan lembar kertas kerja dan jurnal – jurnal ilmiah. Baik dari bacaan ringan semacam novel sampai pembahasan yang serius di meja seminar. Zaman terus berubah, musim silih berganti. Abad kedua puluh datang dicirikan dengan bangkitnya semnagat pengkajian terhadap eksistensi seorang perempuan. Tuntutan – tuntutan berubah sebagai akibat dikenalnya istilah yang terus dikenal, Emanspasi wanita. [1]

Emansipasi wanita tidak luput dalam bidang politik. Hal ini merupakan tantangan bagi para Muslimah untuk berpartisipasi didalamnya. Sekaligus merupakan peluang untuk menerjemahkan konsep-konsep Islam secara riil kedalam bidang-bidang kehidupan. Bagaimana sebuah kebijakkan yang lahir nantinya sesuai dengan nilai-nilai Islam, mampu mengangkat aspirasi dan kepentingan kaum perempuan yang tertindas, adalah harapan yang muncul dari tampilannya perempuan didalam lembaga-lembaga semacam parlemen.
Kaum perempuan memiliki eksistensi yang tak pernah dinomorduakan Islam. Kaum perempuan memiliki harkat keluhuran yang diakui Islam. Bahwa kebaikan tidak bergantung kepada jenis kelamin, tetapi lebih kepada kedalaman iman dan amal shalih masing-masing individu yang akan melahirkan keshalihan pribadi dan keshalihan sosial.[2]

Berbicara tentang partisipasi politik wanita, dalam hal ini seorang muslimah, dalam kancah perpolitikan tentunya harus disesuaikan dengan kaidah – kaidah syar’i dan teladan yang diberikan oleh shahabiyah. Peran para shabiyah atau perempuan pada masa Rosululloh dalam partisipasi politik dapat dilihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para shohabiyah, antara lain : peran wanita saat dakwah secara smbunyi – sembunyi dan terang – terangan, peran wanita ketika Rosululloh berhijrah, para wanita yang ikut berbaiat dan para wanita yang ikut serta dalam peperangan [3].

Peran wanita dalam sisi politik ketika masa dakwah secara sembunyi -  maupun secara terang – terangan mislanya, saat itu muslimah berperan untuk menyembunyikan keislaman suaminya sampai ketika keislaman suaminya tidak diketahui siapapun. Kemudian saat dakwah terang – terangan, peran muslimah disini adalah sama – sama menyebarkan agama islam itu sendiri. [4]

Saat kaum muslimin hijrah ke Madinah, para wanitanya pun ikut hijrah ke Madinah, antara lain : Aminah binti Arqom, Arwa binti Abdul Mutholib, Ummu Kultsum binti Uqbah dan masih banyak lainnya. Mereka adalah para sahabiyah yang menjadi pelopor – pelopor perjuangan islam di seluruh dunia dan menjadi uswah bagi seluruh para wanita yang berjuang untuk memperjuangkan agamaNya dalam ranah politik. Sedangkan peran wanita dalam baiat. Baiat adalah sumpah setia untuk taat dan peneguhan janji antara kedua belah pihak. Seakan – akan kedua belah pihak. Seakan masing – masing kedua belah pihak, yang berbaiat dan yang dibaiat menjual apa yang ada pada dirinya kepada pihak yang lain, menyerahkan dirinya, ketaatan dan isi hatinya.


Tentang Politik Dakwah. [5]
Politik adalah napas dinamika ummat, sehubungan dengan tugas yang diemban setiap muslim yaitu untuk menegakkan sistem Ilahiah di bumi serta menjalankan syariat Alloh dalam kehidupan sehari – hari. Para ilmuan barat juga memberi pengakuan bahwa politik adalah sesuatu yang inheren dalam islam dandalam kehidupan muslim.

Legitimasi seorang muslimah agar bisa terjun dalam kancah politik antara lain [6]:
  1. Manusia sebagai hamba Alloh yang memiliki kewajiban untuk menaati hukum Alloh.
  2. Manusia adalah Kahaifah Fil Ardh

Karena sebabnya itulah para muslimah harus selalu berkontribusi aktif dalam perpolitikan. Partisipasi politik bukanlah barang asing bagi seorang muslimah. Karena para shahabiyat telah banyak melakukan aktivitas politik yang sangat berani dan revolusioner dalam rangka menyebarluaskan dan menegakkan syariat islam. Saat ini para muslimah dalam dimensi ruang dan waktu yang berbeda – disadari atau tidak, sebenarnya telah melakukan kegiatan partisipasi politik. Bentuk aktivitas politik yang paling sederhana dan sanagt mudah dilakukan adalah, ikut serta dan PEMILU dan Pemungutan Suara. Secara minimal seorang muslimah yang terlibat dalm aktivitas politik sebaiknya memiliki istilah – istilah yang sering digunakan dalam dunia politik. 

Pengetahuan ini diperlukan agar para muslimah nantinya tidak dijadikan pion oleh segelintir orang dalam memenuhi kepentingannya. Pada dasarnya kewajiban seorang muslimah antara adalah [7]:
a.       Untuk agamanya. Seorang muslimah wajib beriman kepada Alloh. Keimanan merupakan ketentraan yang berasal dari keyakinan yang ada di dalm hati dan dari logikanya. Sangat sulit memisahkan sistem pemerintahan dalam islam dari aqidah islam itu sendiri. Pemimpin yang menganggap dirinya menjadi seorang penguasa dan sebagai hamba Alloh akan menerapkan syuro dalam memutuskan perkara.
b.      Untuk Akalnya. Seorang muslimah harus membekali pemikirannya dengan sejarah islam, sejarah perang dan perpolitikan. Secara minimal seorang muslimah yang terlibat dalm aktivitas politik sebaiknya memiliki istilah – istilah yang sering digunakan dalam dunia politik. Pengetahuan ini diperlukan agar para muslimah nantinya tidak dijadikan pion oleh segelintir orang dalam memenuhi kepentingannya
c.       Untuk Masyarkatnya. Masyarakat adalah lingkungan yang ada di sekitarmu dan berbagai tradisi yang mengatur hubungan segala sesuatu yang ada padanya.oelh karena itu sebagai seoarng wanita muslim, haruslah berusaha untuk membangun masyarakat di atas tradisi dan adat istiadat yang baik. Hal ini agar dapat menumbuhkan kemuliaan serta membuahkan sikap tolong menolong. Salah satu contohnya adalah dengan berusaha untuk menyebarkan fikroh – fikroh tentang islam.

Oleh karena itu, partisispasi poliik seorang muslimah harus selalu “diawasi”. Pada dasranya konsep artisipasi politik dari setiap muslimah sama saja, sama – sama ikut serta dalam menentukan nasib bangsa. Namun, ada beberapa hal yang membuat muslimah lebih unggul dibanding komponenen lain dalam partisipasi politik., yaitu kemampuan muslimah untuk memobilisasi massa. Hal dikarenakan para muslimahlah yang lebih sering berada di lingkugan masyarakat. Sehingga jauh lebih dekat kepada masyarakat.

Dalam melihat peluang untuk berpartisipasi dalam perpolitikan, seorang muslimah tidak selalu harus menjadi anggota legislatif, tapi ketika kita menjadi seorang warga masyarakat biasa pun, kita bisa ikut berpartisipasi politik. Antara lain dengan menjadi aktivis, partisipan atau hanya sebagai pengamat.[8]
a.       Menjadi seorang aktivis. Dalam hierarki partisipasi politik menjadi aktivis dalam politik adalah yang paling tinggi. Karena menjadi seorang aktivis dapat dikatakan hampir lebih dari 50 % waktu yang dimilikinya berada dalam lingkup perpolitikan.biasanya para muslimah yang berada di puncak ini adalah orang – orang yang sangat paham bahwa memasuki dunia politik adalah memasuki ranah amanah. Dimana amanah tersebut adalah sarana kita untuk mencari Ridho dari Alloh. Sehingga setiap amanah yang diberikan kepada para muslimah haruslah dijalani dengan sungguh – sungguh.
b.      Menjadi partisipan. Apabila seorang muslimah ingin menjadi partisipan yang aktif dalam perpolitikan, setidaknya ada dua tempat untuk menampung keinginan para muslimah tersebut. Pertama adalah partai politik dan organisasi kemasyarakatan. Ketika muslimah berada di partai politik atau memutuskan menjadi politisi adaalh pilihan yang bijaksana. Karena ketika seorang muslimah telah memutuskan untuk menjadi seorang politisi berarti dapat dikatakan manejemen waktu muslimah tersebut sudah rapi. Karena dia bisa membagi waktu antara keluarga dan politik. Dan bagi seorang muslimah, kewajiban sebagai seorang politisi bukan hanya sekadar, bekerja untuk negara saja, tetapi untuk amar ma’ruf nahi munkar[9]. Karena amar ma’ruf nahi munkar pada dasarnya adalah salah satu karakter atau kepribadian dasar yang dimiliki seorang muslim[10]. Pada dasarnya apabila seorang muslimah berada di kelompok masyarakat, sama halnya ketika seorang muslimah berada di partai politik. Hanya bedanya adalah orientasi, cara kerja dan kepentingan.
c.       Menjadi pengamat yang kritis adalah salah satu cara untuk berpartisipasi politik. Ada beberapa cara untuk mewujudkanya. Antara lain yang pertama adalah dengan cara mengikuti perkembangan politik melalui media massa. Saat ini media massa baik televisi, koran atau internet telah menjadi barang yang setiap hari kita hadapi dan melalui media tersebut kita bisa menyebarkan informasi terkait perkembangan politik. Yang kedua adalah membicarakan masalah politik. Seperti yang telah diungkapkan di awal, bahwa seorang wanita adalah yang paling sering berada di masyarakat. Sehingga apabila obrolan mereka terkait politik, berarti mereka telah menjadi pengamat dari sitem politik di negaranya. Yang ketiga adalah memberikan suara dalam pemilihan umum. Hal ini adalah yang paling mudah dalam berpartisipasi politik.

Demikianlah segelintir tentang peran muslimah dalam partisipasi politik. Sebagai muslimah kita harus ikut serta dalam partisipasi politik. Karena pada hakikatnya ikut serta dalam partisipasi politik bkan sekadar berpartisipasi saja, tetapi lebih kepada Amar Ma’ruf Nahi Munkar


[1] Kiprah politik muslimah :Kata Pengantar oleh Hj. Noor Balqis
[2] http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/politik-islam-terhadap-perempuan.htm
[3] Peran politik wanita dalam sejarah Islam, Asma’ Muhammad Ziyadah : bag Daftar Isi
[4] Peran politik wanita dalam sejarah Islam, Asma’ Muhammad Ziyadah : hal 19
[5] Kiprah Politik Muslimah : Konsep dan Implementasinya, Amatullah Shafiyyah dan Haryati Soeripno : hal 20
[6] Kiprah Politik Muslimah : Konsep dan Implementasinya Amatullah Shafiyyah dan Haryati Soeripno: hal 24
[7] Divisi Muslimah Ikhwanul Muslimin:Mahmud Muhammad Al Jauhari: hal 29
[8]  Kiprah Politik Muslimah : Konsep dan Implementasinya Amatullah Shafiyyah dan Haryati Soeripno: hal 49
[9] Kiprah Politik Muslimah : Konsep dan Implementasinya Amatullah Shafiyyah dan Haryati Soeripno : hal 63
[10] Dr. Yusuf Qordhowi, Fiqh Daulah dalam Perspektif Al Qur’an dan Sunnah : hal 166 – 167 dalam buku Kiprah Politik Muslimah : Konsep dan Implementasinya : hal 63